GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Gorontalo Kota bersama Polda Gorontalo melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terhadap penembakan MH, tersangka pembacokan anggota Polri, Bripka Ariyanto Antuke, Selasa (12/9/2023). Olah TKP berlangsung di Kelurahan Tenda, Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo. Dari hasil olah TKP, tim identifikasi menemukan adanya lima selongsong peluru.
Kapolresta Gorontalo Kota, Kombes Pol Ade Permana, melalui Kasat Reskrim Polresta Gorontalo Kota, Kompol Leonardo Widharta, menjelaskan temuan lima selongsong peluru ini sejalan dengan keterangan saksi yang melihat petugas hendak melumpuhkan MH. Saksi AFU (31) mengaku mendengar bila personel Polresta Gorontalo memberikan peringatan agar MH mundur. Saat itu MH diketahui hendak diamankan petugas setelah diduga melakukan pembacokan terhadap Bripka Ariyanto pada Jumat (8/9/2023).
“Saksi AFU juga mendengar ada tembakan peringatan sebanyak 4 kali, lalu melihat MH mengejar anggota Polri dengan menggunakan senjata tajam,” ujar Kompol Leonardo yang memimpin langsung pelaksanaan olah TKP.
Selain saksi AFU, tiga orang saksi lainnya yakni IU (32), MFSH (19) dan RM turut mendengar teriakan peringatan yang disampaikan petugas ke MH. Ketiganya mengaku mendengar pula letupan senjata api sebanyak empat kali. Meski begitu MH tetap bergerak maju ke arah petugas.
“MH terus bergerak maju hingga personel Polri tersudut di tiang listrik di ujung lorong. Jarak antara MH dan personel Polri lebih kurang 2 meter. Untuk membela diri, personel Polresta Gorontalo Kota mengeluarkan tembakan dan mengenai dada korban,” tutur mantan Kasat Resnarkoba Polres Pohuwato ini.
Kompol Leonardo mematikan bila keempat saksi melihat dengan jelas karena di lokasi pencahayaan cukup
“Mereka berempat bersama-sama dengan personil Polresta Gorontalo Kota,” jelas Kompol Leonardo.
Sembilan Adengan Pembacokan dan Penembakan
Sementara itu olah TKP memeragakan sebanyak 18 adegan. Adegan itu terbagi dua. Yakni sembilan adegan untuk pembacokan, dan sembilan adegan lainnya untuk penembakan.
Pada adegan pembacokan diperagakan aksi MH yang menyerang Bripka Ariyanto dengan parang. Dimulai dari MH yang mengejar Bripka Ariyanto hingga kemudian melayangkan sajam ke arah Bripka Ariyanto.
Demikian pula adegan penembakan. Dimulai dari agedan petugas memberikan peringatan suara hingga petugas melumpuhkan MH dengan timah panas.
“Jadi TKP pertama penganiayaan terhadap anggota ada 9 adegan sementara untuk penembakan terhadap MH juga ada 9 adegan,” tandas Kompol Leonardo.(putra/gopos)