GOPOS.ID – Nama Asep sepertinya mendominasi nama orang di suku Sunda terutama di Jawa Barat dibanding dengan beberapa orang Sunda lainnya.
Asep berasal dari kata kasep yang berarti tampan dalam Bahasa Indonesia. Nama Asep pun dulu lumrah diberikan kepada bayi laki-laki oleh orang tuanya, sebagai doa agar anaknya kelak menjadi pribadi yang gagah hingga berwibawa.
Nama khas suku Sunda itu kini tereleminasi oleh nama-nama yang berasal dari Arab atau Eropa, seperti Muhammad Haikal, Ramadhan, Khalifa, Farel, Keysa, atau gabungan Arab dan Eropa.
Sehingga nama Asep ini akan terus berkurang secara Sunatulloh dengan datangnya kematian yang tak bisa dihindari.
Wakil Presiden Paguyuban Asep Dunia (PAD), Asep Jaelani, jumlah penduduk yang bernama Asep di Kabupaten Garut saja, itu lebih dari 70.000 orang.
“Salah satu tujuan dibentuknya PAD adalah untuk mempertahankan nama Asep jangan sampai hilang,” katanya, di ruang kerjanya, Jumat, 26 Mei 2023 mengutip dari laman SUARAGARUT.
Adapun upaya mempertahankan jumlah nama Asep itu dengan ikhtiar lewat sosialisasi di berbagai kegiatan.
Seperti halnya dengan kegiatan Silaturahmi Asep atau Silaturasep yang bertempat di Sarana Olah Raga (SOR) RA Adiwijaya, Ciateul Ciawitali, Garut, Jawa Barat, pada 15-16 Juli 2023. Acara ini diselenggarakan Paguyuban Asep Dunia (PAD) wilayah Priangan.
Menurut Asep Jaelani, dalam acara Silaturahmi Asep atau Silaturasep itu akan dilaksanakan kegiatan bazar dan jalan sehat berhadiah voucher umroh bagi kepala desa yang menyertakan peserta bernama Asep yang jumlahnya paling banyak.
“Pesertanya itu Asep dan dulur (saudara) Asep. Artinya yang bukan bernama Asep juga boleh ikut. Hanya untuk kepala desa yang mengirimkan jumlah Asep terbanyak ada voucher umroh,” ungkap Asep Jaelani, yang juga menjabat Sekretaris Dinas Perhubungan itu.
Disebutkannya, acara yang ditargetkan diikuti 5 ribuan orang itu, selain peserta Asep dari wilayah Priangan, ada juga dari luar Pulau Jawa yang sudah mendaftar, seperti dari Aceh dan Pontianak.(suara/putra/Gopos)