GOPOS.ID, GORONTALO – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi mengajak kepada seluruh warga Nahdliyin di Provinsi Gorontalo mendoakan almarhum K.H Maimoen Zubair. Doa untuk Kiayai yang akrab disapa Mban Moen itu dapat dilakukan dengan melaksanakan Shalat Gaib.
Ketua PWNU Provinsi Gorontalo Zulkarnain Suleman menyampaikan, seluruh jajaran pengurus PWNU bersama warga Nahdliyin di Gorontalo merasa kehilangan atas kepulangan Mbah Moen. Sebab, Mbah Moen merupakan tokoh besar yang juga tokoh sentral NU.
“Mbah Moen merupakan panutan di kalangan warga NU. Banyak pemikiran-pemikiran beliau yang sarat dengan nilai-nilai toleransi. Pemikiran beliau yang moderat memperkuat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutur Zulkarnain Suleman.
Baca juga: Nelson: PPP Gorontalo Kehilangan Sosok Mbah Moen
Menurut Zulkarnain Suleman, banyak hal yang bisa diambil dari pemikiran Mbah Moen dalam kaitan kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Oleh karena itu kami mengajak seluruh warga Nahdliyin dapat memanjatkan doa dan melaksanakan shalat gaib untuk almarhum K.H Maimoen Zubair,” tutur Zulkarnain Suleman.
Pihaknya sendiri, lanjut Zulkarnain Suleman, telah melaksanakan salat gaib di masjid kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amay Gorontalo. Shalat gaib dilaksanakan usai Shalat Ashar berjamah.
Imbauan serupa juga disampaikan Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Gorontalo Muchlis S.Huntua. Ia mengimbau, warga Nahdliyin, khususnya di Kota Gorotalo agar mengirimkan bacaan surat Alfatiha dan mendoakan Almarhum K.H Maimoen Zubair.
“Mari kita memberikan penghormatan terakhir kepada Almarhum Kiyai Mbah Moen dengan melaksanakan Sholat Gaib, baik secara individu atau berjamaah di Masjid,” kata Muchlis S.Huntua.
Ia mengatakan, perhatian Mbah Moen dalam dunia pendidikan khususnya mengajarkan Ilmu di pondok pesantren begitu besar. Dengan begitu, hal itu bisa diteladani adalah sikap terbuka.
“Beliau toleran dalam perbedaan pendapat dan keyakinan. Istiqomah Mbah Moen dapat lihat dari perannya dalam proses demokrasi di Indonesia. Beliau sebagai salah satu tokoh sentral dalam mengendalikan perbedaan di Pemilu 2019,” pungkas Muchlis S.Huntua.(muhajir/isno/gopos)