GOPOS.ID, GORONTALO – Lebih dari separuh kursi di dalam ruang sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo sudah terisi. Sesaat lagi, sidang paripurna DPRD terkait Rancangan Peraturan Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Ranperda APBD) Provinsi Gorontalo 2017 akan dimulai.
Sedikit berbeda dari biasanya. Menanti diketuknya palu oleh Ketua DPRD Provinsi Gorontalo sebagai tanda dimulainya sidang paripurna, di depan meja para anggota DPRD Provinsi Gorontalo beredar kotak amal. Satu per satu para anggota DPRD Provinsi Gorontalo menyisihkan lembaran Rupiah ke dalam kotak tersebut.
Di penghujung sidang paripurna, uang yang terkumpul dari dalam kotak amal diumumkan. Jumlahnya Rp5,3 juta. Dana itu selanjutnya disepakati menjadi saldo awal pembukaan rekening untuk donasi pembangunan Masjid Raya dan Islamic Center Provinsi Gorontalo.
Begitulah sekelumit memoar penggalangan dana untuk pembangunan Masjid Raya dan Islamic Center saat sidang paripurna DPRD Provinsi Gorontalo pada akhir Desember 2016. Penggalangan dana ini merupakan bagian dari gerakan sedekah harian yang diinisiasi oleh Penjabat Gubernur Gorontalo, Zudan Arif Fakhrullah. Gerakan sedekah harian bergulir menyahuti aspirasi sekaligus impian masyarakat Gorontalo akan hadirnya masjid raya dan islamic center Provinsi Gorontalo.
Kehadiran Masjid Raya/Islamic Center Gorontalo sejatinya sudah mulai bergulir pasca berdirinya Provinsi Gorontalo pada 5 Desember 2000 silam. Gagasan tersebut makin muncul di permukaan ketika Zudan Arif Fakhrulloh menjabat sebagai Penjabat Gubernur Gorontalo pada Oktober 2016. Lewat gerakan sedekah harian, degup antusiasme masyarakat Gorontalo untuk mewujudkan masjid raya dan Islamic center semakin terpompa.
“Jika rata-rata seminggu Rp30 juta, maka sebulan terkumpul 120 juta, dan setahun mencapai 1,4 miliar. Itu baru dari ASN Pemprov, belum lagi ditambah dengan sedekah anggota DPRD dan seluruh masyarakat,” ungkap Zudan Arif Fakrullah di sela rapat paripurna DPRD Provinsi Gorontalo, Desember 2016.
Pria yang saat ini menduduki jabatan Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tersebut optimistis pembangunan masjid raya dan Islamic center Gorontalo akan terwujud dengan memaksimalkan potensi umat Islam di Provinsi Gorontalo.
Pasca kepemimpinan Penjabat Gubenrur Gorontalo, Zudan Arif Fakhrullah, upaya mewujudkan masjid raya dan Islamic center Gorontalo dilanjutkan Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie. Pembangunan Masjid Raya/Islamic Center masuk dalam program strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo 2017-2022.
Selangkah demi selangkah rencana pembangunan Masjid Raya/Islamic Center Gorontalo direalisasikan. Dimulai dari penentuan lokasi yang ditetapkan di Kelurahaan Moodu, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo. Berjarak sekitar 500 meter dari kantor Camat Kota Timur, Kota Gorontalo. Kemudian studi analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal), desain bangunan masjid raya, hingga pengalokasian anggaran pembebasan lahan yang direncanakan seluas 4,5 hektar.
“Butuh anggaran sekitar Rp562 miliar untuk pembangunan masjid raya dan Islamic center. Sangat berat bila hanya ditanggung Pemprov Gorontalo sendiri. Makanya kita butuh dukungan semua pihak,” kata Rusli Habibie usai seminar akhir rencana pembangunan masjid raya dan Islamic center, 18 Januari 2019.
Rencananya proses pembebasan lahan untuk lokasi masjid raya dan Islamic center Gorontalo akan dimulai pada 2019. Kala itu Pemprov Gorontalo melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Gorontalo telah menyiapkan anggaran Rp44 miliar untuk kegiatan pembebasan lahan.
Di tengah persiapan proses pembebasan lahan, pandemi Corona Virus Diseases (Covid-19) ikut melanda wilayah Provinsi Gorontalo. Situasi pandemi membuat Pemprov Gorontalo harus melakukan recofusing anggaran untuk penanggulangan pandemi. Kebijakan yang diberlakukan pemerintah pusat ke seluruh daerah di tanah air tersebut, membuat anggaran untuk pembebasan lahan masjid raya dan Islamic center Gorontalo diubah menjadi anggaran penanggulangan Covid-19.
Situasi yang sama ikut terjadi pada 2020 hingga 2021. Alokasi anggaran untuk rencana pembebasan lahan pembangunan masjid raya dan Islamic center Gorontalo dialihkan untuk refocusing penanggulangan serta pemulihan dampak pandemi Covid-19.
Selepas kepemimpinan Gubernur Rusli Habibie, rencana pembangunan Masjid Raya/Islamic Center Gorontalo kembali bergulir di era kepemimpinan Hamka Hendra Noer, yang memangku jabatan Penjabat Gubernur Gorontalo pada Mei 2022.
Di era Hamka Hendra Noer, rencana pembangunan masjid raya dan Islamic center Gorontalo kembali digodok melalui lokakarya yang diinisiasi Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Gorontalo dan Pemprov Gorontalo. Lokakarya yang berlangsung pada November 2022 itu melibatkan para pemangku kepentingan. Terdiri Pemprov Gorontalo, DMI Provinsi Gorontalo, DPRD Provinsi Gorontalo, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Gorontalo, serta organisasi masyarakat, para tokoh, dan akademisi.
Lokakarya melahirkan sejumlah rekomendasi. Di antaranya lokasi pembangunan masjid raya dan Islamic center Gorontalo di Desa Lupoyo dan Desa Bulota, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada berbagai pertimbangan. Seperti lokasi yang strategis karena berada di pinggiran Danau Limboto.
Dari forum lokakarya maka terbentuk Yayasan dan Panitia pembangunan masjid raya dan Islamic center Gorontalo. Pembentukan Yayasan dan Panitia ini untuk memudahkan koordinasi pembangunan sekaligus pelibatan masyarakat dalam kegiatan pembangunan masjid raya dan islamic center.
Sementara itu pembangunan masjid raya dan Islamic center di Desa Lupoyo dan Desa Bulota menuai dukungan masyarakat. Hal itu ditandai kerelaan sejumlah warga Desa Lupoyo mewakafkan lahan mereka dengan total seluas 12 hektar untuk pembangunan masjid raya dan Islamic center.
Kini tujuh tahun sudah gerakan pembangunan Masjid Raya/Islamic Center berlalu. Realisasi rencana peletakan batu pertama bertepatan ulang tahun Provinsi Gorontalo masih kelabu. Pun demikian hari ini, 5 Desember 2023, Provinsi Gorontalo kembali berulang tahun. Genap berusia 23 tahun.
Pj Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Budiyanto Sidiki, mengungkapkan Pemprov Gorontalo tak lagi mengintervensi kegiatan pembangunan masjid raya dan Islamic center Gorontalo. Sebab hal tersebut telah diserahkan kepada Yayasan dan Panitia pembangunan masjid raya dan Islamic center Provinsi Gorontalo. Termasuk donasi yang sebelumnya dikumpulkan oleh Pemprov Gorontalo telah diserahkan ke Yayasan.
Demikian pula ketersediaan anggaran untuk dukungan pembangunan masjid raya dan Islamic center. Anggaran pembangunan masjid raya dan Islamic center belum dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024 karena menunggu status dan kejelasan yang pasti.
“Sebelum diputuskan untuk dibangun semua harus punya jelas, status lahan, kondisi lahan. Semuanya harus clean and clear,” ujar Budiyanto Sidiki yang diwawancarai gopos.id, Selasa (28/11/2023).
Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo, Adnan Entengo berharap pembangunan islamic center Gorontalo bisa cepat terealisasi dengan memperhatikan partisipasi publik.
Adnan mengatakan, sebagai daerah yang memiliki falsafah adat bersendikan syara, syara bersendikan kitabullah sudah seharusnya Provinsi Gorontalo memiliki sebuah bangunan islamic center.
“Apalagi sebagai daerah dengan klaim serambi madinah. Sudah patut dibangun islamic center untuk penguatan peradaban di Gorontalo,” kata Adnan yang diwawancarai gopos.id, Senin (4/12/2023).
Adnan mengatakan, pembangunan islamic center saat ini terus berporses. Adnan mengaku terus memberi dukungan kepada yayasan dalam upaya pembangunan islamic center Gorontalo.
“Pembangunan islamic center ini terus berproses. Kita juga terus memberi dukungan kepada yayasan yang menaungi, yang terus bekerja melakukan sosialisasi termasuk upaya menghadirkan lokasi,” ujar Adnan Entengo.
Saat ini, lokasi pembangunan islamic center Gorontalo dipilih di Desa Lupoyo, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo. Adnan mengaku, beberap konstituennya telah menghubungi dirinya perihal pembebasan lahan untuk pembangunan islamic center.
“Saya sampaikan silakan selama itu diterima oleh masyarakat,” kata Adnan.
Adnan mengaku belum mendapat informasi mengenai nominal anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan islamic center. Namun, kata Adnan, saat ini telah terkumpul dana sebesar Rp3 Miliar yang berasal dari partisipasi publik.
“Sampai hari ini DPRD khusunya komisi 4 terus memberi dukungan. Karena ini membutuhkan dana yang besar,” kata Adnan.
Ketua DMI Provinsi Gorontalo, Nelson Pomalingo, mengatakan pihaknya sedang menunggu penyelesaian Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Provinsi. Sebab dokumen tersebut adalah tahapan paling penting sebelum memulai pembangunan masjid raya dan Islamic center Gorontalo.
“Persoalan kawasan itu punya sertifikat atau tidak bersertifikat adalah hal teknis. Yang kita perlukan bagaimana RTRW agar kita punya pedoman dalam melakukan pembangunan,” kata Nelson.
Nelson mengatakan, apabila RT RW belum selesai dibahas maka pembangunan belum bisa dimulai. Nelson Pomalingo yang juga Bupati Gorontalo ini mengaku sebagai kepala daerah hanya membantu Pemprov Gorontalo dalam pembangunan.
Bagi Nelson, kehadiran masjid raya dan Islamic center Gorontlao sangat penting bagi Provinsi Gorontalo. Alasannya setelah lebih dari 2 dekade daerah yang kental akan adat dan agama belum memiliki masjid raya.
“Jadi kalo mau ditanya sama saya, tanggal 5 desember besok harus sudah mulai pembangunan,” tegas Nelson.(hasan/sari/muhajir/arif/gopos)