GOPOS.ID, GORONTALO – Tak hanya orang dewasa. Penularan dan penyebaran virus corona (Covid-19) juga turut terjadi pada anak-anak. Bahkan balita (bawah lima tahun) menjadi kelompok yang rentan terpapar Covid-19.
Di Gorontalo, sedikitnya tercatat sudah ada 24 pasien positif yang merupakan anak-anak. Dari jumlah tersebut ada tiga orang di antaranya merupakan bayi usia kurang dari satu tahun. Kemudian 11 orang merupakan anak dalam rentang usia 2-10 tahun.
Mayoritas anak-anak di Gorontalo yang terkonfirmasi positif Covid-19 merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG). Sumber penularan umumnya berasal dari orang terdekat.
Di sisi lain, Pemerintah mulai memberlakukan masa transisi menuju New Normal Life (tatana hidup baru). Seruan untuk tetap tinggal di rumah atau “stay at home”, kini gaungnya mulai diperkecil. Perkantoran mulai bergeliat lagi, dan para pegawai mulai kembali bekerja di kantor. Pusat-pusat perbelanjaan yang sebelumnya tutup sudah buka kembali. Termasuk sejumlah pusat-pusat keramaian warga.
Sebagai kaum yang rentan terpapar Covid-19, perlindungan terhadap anak-anak sangat penting dala era transisi new normal life. Oleh karena itu penting bagi setiap orang tua untuk memperhatikan keselamatan anak di masa transisi new normal life pandemi Covid-19.
Dokter Spesialis Anak, dr. Ufy Trisnawaty,Sp.A M.Kes, mengemukakan kasus Covid-19 tidak hanya ditemukan pada orang dewasa saja. Kasus Covid-19 turut ditemukan pada anak yang mencapai 8-10 persen dari total penderita.
“Jumlah kasus covid pada anak masih meningkat seiring penambahan jumlah yang terkonfirmasi,” ujar dr.Ufy Trisnawaty.
Gejala klinis Covid-19 pada anak lebih bervariasi. Tidak hanya keluhan di saluran pernapasan, sehingga yang paling penting adalah anamnesis riwayat kontak dalam keluarga
“Penderita covid anak sebagian besar adalah korban. Penularan terbesar dari orang tua atau anggota keluarga dalam rumah. Oleh karena itu anggota keluarga harus betul-betul mematuhi protokol pencegahan covid. Terutama saat menuju new normal life sekarang ini,” tutur dokter lulusan Spesialis Anak, Universitas Hasanuddin, Makassar itu.
Baca juga: Sekolah dan Kampus di Gorontalo Belum Boleh Belajar Tatap Muka
Lalu apa yang harus dilakukan orang tua mencegah kasus covid pada anak? dr.Ufy Trisnawaty menekankan agar sebisa mungkin tidak membawa anak keluar rumah. Bagi anak-anak usia 2 tahun ke atas, diajari pemakaian masker yang tepat. Kemudian cuci tangan 6 langkah yang tepat dengan air mengalir dan sabun
“Imunisasi tetap harus diberikan pada anak walaupun sementara pandemi, tetapi dengan memperhatikan protokol covid. Seperti jangan antre, jaga jarak, pulang ke rumah orang tua dan anak harus segera berganti pakaian dan cuci tangan,” urai dr.Ufy Trisnawaty.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kata dr.Ufi Trisnawaty, menganjurkan pembelajaran tatap muka ditunda untuk saat ini. Tetapi stimulasi sebagai kebutuhan untuk tumbuh kembang anak tetap harus diperhatikan oleh orang tua.
“Mari bersama melindungi dan mengawal anak-anak penerus bangsa,” imbau dr.Ufy Trisnawaty.
Sementara itu IDAI mengeluarkan anjuran mengenai aktivitas anak di luar rumah selama masa pandemi covid-19. Dalam anjuran tertanggal 18 Juni 2020, itu IDAI menganjurkan agar anak-anak tetap berada di rumah.
IDAI mengimbau orang tua dan keluarga tidak membawa anak-anak ke tempat umum. Seperti taman, pusat rekreasi, pusat perbelanjaan, atau berkumpul membentuk kerumunan (tempat bermain, penitipan anak, kursus, dll).
“Penggunaan masker, face shield dan alat pelindung diri lainnya tidak serta merta mencegah infeksi covid-19. Perlindungan terbaik saat ini adalah mencegah pajanan infeksi dengan tetap berada di rumah,” imbau Ketua Umum dan Sekretaris Umum IDAI, Dr.dr.Aman B. Pulungan,Sp.A (K) dan dr.Hikara Ambara Sjakti,Sp.A (K).(andi/gopos)