GOPOS.ID, GORONTALO – Benar-benar miris. Citra Gorontalo sebagai daerah Serambi Madinah yang kental dengan nilai-nilai religius, harus tercoreng dengan ulah segelintir masyarakat yang tak bertanggung jawab. Dalam rentang tiga bulan, tiga janin dan dua bayi tak berdosa dibuang oleh orang tuanya.
Anak adalah karunia Tuhan. Begitulah pandangan banyak orang. Tak sedikit para orang tua begitu mendambakan kehadiran sang buah hati. Bahkan beberapa di antaranya harus menempuh berbagai upaya untuk bisa mendapatkan momongan.
Namun di sisi lain, ada pula segelintir warga yang tak bersyukur atas karunia Tuhan yang diberikan kepadanya. Seakan tak memiliki rasa belas kasihan, mereka nekat membuang dan menelantarkan darah daging sendiri.
Fenomena itu turut dijumpai di Gorontalo. Ironinya, fenomena tersebut berlangsung beruntun dalam rentang waktu yang terbilang singkat.
Informasi yang dirangkum gopos.id, dalam rentang tiga bulan Juni-Agustus 2019, setidaknya sudah ada lima kasus janin dan bayi di Gorontalo dibuang oleh orang tuanya. Terdiri tiga janin dan dua bayi.
Kasus pertama terjadi pada 25 Juni 2019 di Desa Marisa Utara Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato. Sesosok bayi berjenis kelamin laki-laki ditemukan warga setempat Israwati di depan rumahnya. Bermula ketika Israwati mendengar bunyi tangisan bayi. Sempat tak menggubris, Israwati lantas dibuat penasaran. Pasalnya, bunyi tangisan bayi semakin keras.
Baca juga : Tega, Seorang Ibu di Gorontalo Buang Bayi yang Lahir Prematur
Sebulan kemudian, tepatnya 22 Juli 2019. Sebuah janin berjenis kelamin laki-laki ditempatkan dalam kardus dan dibuang di pinggir sungai Desa Lahumbo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo.
Janin nahas dan telah meninggal itu ditemukan oleh Yenti Pilomonu warga Desa Lahumbo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo. Ketika itu Yenti hendak buang air di pinggir sungai.
Selanjutnya hanya berselang sehari. Janin bayi laki-laki yang disimpan dan dalam tas kresek (tas plastik) warna hitam mengegerkan warga Kelurahan Heledulaa Utara, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo, 23 Juli 2019. Janin yang diperkirakan berusia 6-7 bulan itu ditemukan Nangsi Husai (38) warga Kelurahan Heledulaa Utara, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo.
Empat hari selanjutnya. Sabtu, 27 Juli 2019, giliran warga Kelurahan Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo yang dibuat geger. Itu setelah penemuan janin bayi yang ditaksir berusia 3 bulan oleh Kendi (72) warga Kelurahan Bugis, Kecamatan Dumbo Raya. Janin tersebut ditemukan di Lapangan Ampi, Kelurahan Talumolo.
Seminggu setelah itu, Sabtu 3 Agustus 2019. Bayi laki-laki yang baru lahir prematur dititipkan oleh perempuan misterius kepada Ruslin Mali (64), seorang bidan kampung di Kelurahan Buladu, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo, dini hari.

Baca juga : Di Boalemo, Orok Bayi Dibuang di Pinggir Sungai
Fenomena maraknya orang tua yang membuang janin dan bayi memicu keprihatinan di kalangan warga Gorontalo. Selain bertentangan norma agama maupun hukum Negara, fenomena tersebut tak selaras dengan identitas daerah Gorontalo. Bahkan fenomena tersebut berimplikasi terhadap citra daerah Gorontalo.
“Kejadian seperti ini mencoreng nama baik daerah Gorontalo. Kasihan janin tak berdosa dibuang begitu saja,” ujar Rahmah, salah seorang ibu rumah tangga.
Identitas Pelaku Belum Terungkap
Sudah lima kasus bayi dan janin di Gorontalo dibuang. Namun peristiwa berentetan dalam rentang tiga bulan itu belum satupun terungkap. Hingga kini, identitas orang tua ataupun pelaku yang membuang janin dan bayi masih kabur.
Minimnya saksi yang melihat dan mengetahui kasus tersebut menjadi salah satu kendala yang dihadapi jajaran Kepolisian. Selain itu diduga pelaku berusaha menghilangkan jejak dengan menyembunyikan diri atau berpindah ke daerah lain.
Kapolsek Kota Barat Iptu Irfan Kadji melalui Kanit Reskrim Bripka Junaidi Bagu menjelaskan, pihaknya terus menelusuri identitas perempuan ataupun orang tua yang membuat bayinya. Sejauh ini, Polsek Kota Barat sudah mendatangi lokasi serta mengumpulkan keterangan di lapangan.
“Kita juga sudah meminta keterangan terhadap Oma Inggi, bidan kampung di Kelurahan Buladu, Kota Barat yang menerima bayi dalam tas plastik di rumahnya. Bayi tersebut diserahkan oleh dua perempuan tak dikenal,” ungkap Bripka Junaidi Bagu kepada gopos.id.
Baca juga : Bayi Baru Lahir Dibuang di Depan Rumah Warga
“Identitas kedua perempuan belum diketahui. Sebab, di samping kondisi saat itu masih malam hari, faktor usia juga membuat Oma Inggi tidak terlalu melihat jelas raut muka keduanya,” sambung Bripka Junaidi.
Selain menelusuri jejak dan identitas pelaku, Kepolisian Gorontalo juga mengambil langkah antisipatif. Di antaranya dengan melakukan patroli dan razia. Sasarannya tempat kos serta tempat berkumpulnya anak-anak muda.
“Jadi setiap malam Kamis dan malam Minggu, patroli diintesifkan. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi maraknya kasus yang terjadi saat ini,” kata Bripka Junaidi.
Sebelumnya, akhir Juli 2019, Polsek Dungingi turut melakukan patroli dan razia menyikap fenomena maraknya janin dan bayi dibuang di Gorontalo. Patroli menyasar tempat kos yang ada di seputaran wilayah Dungingi. Patroli yang dipimpin langsung Kapolsek Dungingi Ipda Moh.Atmal Fauzi itu mengamankan empat pasang muda-mudi. Setelah diberikan pembinaan, keempat pasang muda mudi itu diperintahkan menghubungi orang tua masing-masing.
“Patroli ini dilakukan seiring maraknya fenomena janin dan bayi yang dibuang,” kata Ipda Atmal Fauzi.
Sementara itu Kabid Humas Polda Gorontalo AKBP Wahyu Tri Cahyono menyampaikan, perlu kepekaan dan kepedulian dari masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggal masing-masing. Termasuk peran orang tua dalam mengawasi pergaulan anak-anak terutama yang masih remaja.
“Dalam kasus-kasus seperti ini, peran orang tua sangat penting terutama dalam hal pengawasan terhadap pergaulan. Dan sampai saat ini Kepolisian masih terus melakukan penyelidikan guna mencari titik terang kasus ini” ujar Wahyu Tri Cahyono.(andi/hasan/muhajir/isno/aldi)