GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo menyeriusi kasus gangguan ginjal akut yang saat ini melanda tanah air. Seluruh tenaga kesehatan (Nakes) yang ada di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dikerahkan untuk mendeteksi adanya gagal ginjal akut di setiap kelurahan di Kota Gorontalo.
Kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak usia 6 bulan hingga 18 tahun mengalami peningkatan sejak dua bulan terakhir. Paling banyak didominasi anak usia satu sampai enam tahun. Di Provinsi Gorontalo telah ditemukan satu kasus gagal ginjal akut dialami anak usia tiga tahun.
“Provinsi Gorontalo sudah ada kasusnya, tapi untuk kota belum ada,” kata Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, Senin (24/10/2022).
Politisi Partai Golkar ini melanjutkan, Kementerian Kesehatan belum mengungkap penyebab utama gagal ginjal akut. Namun disinyalir terjadi akibat adanya senyawa berbahaya dalam obat sirup anak. Seperti etilen glikol (EG) dan diatilen glikol (DEG), diduga berkontribusi memicu kerusakan ginjal pada anak.
“Ada obat-obatan sirup yang disinyalir sebagai penyebab terjadinya gagal ginjal akut,” ungkap Marten Taha.
Meski di Kota Gorontalo belum ditemukan kasus gangguan ginjal pada anak, Wali Kota Gorontalo memastikan jajaran kesehatan Kota Gorontalo tak lengah. Para nakes di setiap Puskemas diperintahkan melakukan monitoring dan identifikasi awal.
“Di Kota Gorontalo ada 10 Puskesmas yang tersebar di tiap-tiap Kecamatan. Kita kerahkan petugas-petugas untuk turun langsung ke masyarakat,” urai Marten Taha.
Mantan Ketua DPRD Provinsi Gorontalo mengimbau agar seluruh masyarakat kota Gorontalo tidak panik. Ia juga mengimbau masyarakat apabila merasakan gejala-gejala yang merujuk pada gagal ginjal akut segera melapor ke Puskesmas terdekat agar ditangani segera.(Sari/gopos)