GOPOS.ID, GORONTALO – Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, menginstruksikan kepada seluruh kepala Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan di Provinsi Gorontalo untuk menggunakan aplikasi absensi digital. Aplikasi itu wajib diterapkan di seluruh SMA/SMK terhitung mulai 2020.
Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, mengatakan penggunaan aplikasi absensi digital oleh sekolah agar orang tua ikut mengawasi anak-anaknya.
“Lewat aplikasi aplikasi absensi digital maka orang tua bisa mengetahui anak-anaknya masuk sekolah tidak. Orang tua bisa memonitor anak-anaknya ada di mana saat jam pelajaran,” ujar Gubernur Rusli Habibie saat memberikan bimbingan bagi para kepala sekolah, guru, pengawas sekolah, orang tua dan siswa di SMK Negeri 1 Gorontalo, Senin (11/11/2019).
Oleh karena itu, Rusli Habibie, menekankan terhitung mulai 2020 aplikasi absensi digital harus diterapkan oleh seluruh SMA/SMK di Gorontalo. Apalagi saat ini aplikasi itu sudah diterapkan oleh SMK Negeri 1 Boalemo.
“Jadi tidak ada alasan. Seluruh sekolah (SMA/SMK) wajib menerapkan. Apabila ada sekolah yang tak mau maka kepseknya siap-siap dicopot,” tegas Rusli Habibie.
Sementara itu Kepala SMK Negeri 1 Boalemo, Azis Djakatara, menjelaskan sejak 2012 SMK Negeri 1 Boalemo telah menerapkan sistem informasi sekolah. Salah satu yang dikembangkan adalah absensi dan kehadiran siswa berbasis aplikasi digital.
“Lewat aplikasi itu kehadiran atau ketidakhadiran siswa akan masuk ke handphone (ponsel) orang tua masing-masing,” ujar Azis Djakatara.
Baca juga: Gubernur Gorontalo Instruksi Siswa Merokok-Bawa Sajam dipecat
Menurut Azis Djakatara, pengembangan aplikasi absensi digital ini dimaksudkan agar orang tua dapat turut mengawasi dan memantau anak-anaknya.
“Anak-anak yang datang lewat pukul 07.15 akan dinyatakan terlambat, dan ketika mereka terlambat mereka tak bisa lagi absensi pulang. Nah data-data itu yang kami koneksikan dengan handphone orang tua,” jelas Azis Djakatara.
Menurut Azis Djakatara, aplikasi ini dikembangkan oleh Yayasan Indonesia Membaca. Aplikai tersebut bersifat gratis untuk membantu sistem informasi manajemen di sekolah berjalan dengan baik.
“Rapor kami juga bisa mendeteksi siswa masuk di pelajaran tertentu. Sebab, setiap hari guru mata pelajaran harus menginput siswa yang masuk kelas,” terang Azis Djakatara.(adm-02/gopos)