GOPOS.ID, GORONTALO – Senin (18/3/2019), sejatinya menjadi hari yang berbahagia bagi keluarga Yohanes Pangkong. Sebuah keluarga yang tinggal di Jl. Panjaitan, Kelurahan Limba U1, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.
Di hari itu, keluarga yang memiliki usaha perdagangan bahan bangunan tersebut berencana mengelar ‘perayaan kecil-kecilan’. Perayaan atas ulang tahun ke-70, Sintiawati Horiyono. Perempuan yang sudah setengah abad menemani Yohanes menjalani biduk rumah tangga.
Manusia berencana, Allah yang menentukan. Rencana bahagia keluarga Yohanes Pangkong mendadak buyar. Berubah menjadi duka nestapa. Kejadian yang tak pernah dibayangkan. Sama sekali tak diinginkan.
Seorang pria tak dikenal masuk ke dalam rumah. Mengendap pelan menuju ke pintu utama rumah, setelah membongkar pintu samping di sisi kanan rumah. Wajahnya ditutupi kaos. Menyerupai ninja.
Baca juga : Pembunuhan Sadis Panjaitan: Sekeluarga Dibantai, Dua Tewas, Dua Kritis
Saat masuk ke dalam rumah, pria misterius itu beranjak menuju lantai dua. Menuju ke sebuah kamar dan mencari sesuatu dalam lemari. Namun aksinya itu kepergok Simon Pangkong. Anak tertua pasangan Yohanes Pangkong dan Sintiawati Horinoyo. Yang saat itu sedang tidur seorang diri. Di lantai dua.
Pelaku pembongkaran rumah panik. Diduga berusaha lari. Tapi dicegat Simon. Braaak… Brukkk. Pertengkaran dua pria terjadi. Pria berpostur atletis itu berusaha melumpuhkan Mr. X. tapi Crassh… sang pelaku peramporan mengarahkan parang atau pisau berukuran agak panjang ke arah tubuh Simon. Beberapa kali.
Simon bersimbah darah. Berceceran di lantai, dinding dan tempat tidur. Pria berusia 49 tahun itu terus melawan. Hingga akhirnya terkapar tak berdaya. Lemas dan akhirnya tewas.
Duel yang tak sebanding itu mengagetkan Yohanes Pangkong, Sintiawati Horiyono dan Imelda Pangkong terjaga. Penghuni rumah yang saat itu tidur di lantai satu. Ketiganya berusaha mencegat pelaku perampokan.
Pergulatan kembali terjadi. Pisau yang dipegangnya terjatuh. Mr x makin panik. Berusaha mengambil kembali pisaunya. Crassh… Pelaku mengarahkan tikaman ke arah Yohanes, Sintiawati dan Imelda. Kali ini membabi buta. Setelah itu mengambil langkah seribu. Lari tungang langgang lewat belakang gudang.
Sintiawati terjatuh ke lantai. Perempuan yang akrab disap Ci’ Sin itu bersimbah darah. Terkulai lemas akibat pendarahan hebat. Tak kurang 6 tusukan bersarang di tubuh perempuan dengan potongan rambut di atas bahu itu.
Kondisi Yohanes Pangkong tak jauh beda. Pria paro baya itu tak berdaya. Sebuah tikaman mendarat di bagian perut sebelah kanan. Jari manis kiri ikut teiris. Mengalami luka sobek.
Imelda berusaha mengontak sanak famili. Mengabarkan bila terjadi perampokan dan pembunuhan. Tiga tusukan di bagian perut serta luka sobek di lengan kiri seakan tak digubris. Perempuan setinggi kira-kira 165 centimeter dan berkulit kuning langsat itu terus menghubungi anggota keluarga. Sayangnya, upaya itu tak belum membuahkan hasil.
Imelda lantas berteriak minta tolong. Diiringi isak tangis. Satu per satu warga berdatangan. Berusaha memberi pertolongan.
Baca juga : Pembunuhan Panjaitan, Warga : Kami Kenal Mereka, Tapi Jarang Berinteraksi
Tak ada yang menyangka bahwa rumah milik pengusaha toko bahan bangunan Siaga itu dibobol perampok. Pasalnya, dari penuturan warga sekitar rumah tersebut sejauh ini hampir tidak pernah terdengar ada aktivitas lebih. Pemilik rumah dan penghuni rumah pun sangat jarang berinteraksi dengan warga. Sesekali aktivitas bongkar muat barang terdengar.
“Paling aktivitas yang kami ketahui saat ada bongkar muat barang. Karena di dalam rumah itu ada gudang bangunan tokonya Ko’,” tutur warga paska kejadian, Senin (18/03/2019).
Tak hanya itu, beberapa warga yang sempat mengetahui kejadian tersebut usai ada teriakan tolong, menduga pelaku berjumlah empat orang. Namun jumlah tersebut belum pasti.
Sebab dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TPK) yang dilakukan tim gabungan Polda Gorontalo dan Polres Gorontalo Kota terungkap bahwa CCTV di rumah Nomor 212 tersebut pelakunya hanya seorang diri.
Baca juga : Pembunuhan Sadis Panjaitan: Pelaku Masuk dari Pintu Samping
“Ada petunjuknya. Dimana kejadian ini dilakukan satu orang. Dari rekaman CCTV memang itu terlihat. Orangnya terlihat, namun tidak terlihat secara fisiknya. Karena yang bersangkutan menggunakan penutup wajah dengan kaos yang dijadikan seperti ninja,” ucap Kapolres Gorontalo Kota, AKBP Robin Lumban Raja SIK MSi ketika dikonfirmasi wartawan.
Namun AKBP Robin Lumban tidak membantah bahwa kemungkinan pelaku bisa lebih dari satu orang. Sebab dari keterangan korban yang selamat di awal menyebutkan pelaku berjumlah empat orang.
“Namun itu menjadi masukkan kami. Setelah kami cek lagi kepada korban di rumah sakit, ternyata keterangannya berbeda. Cuman ada satu orang,” sambung mantan Kapolres Bone Bolango itu.
Baca juga : Pembunuhan Sadis Panjaitan: Korban Pemilik Toko Siaga
Polisi juga sudah mengantongi ciri-ciri pelaku. Baik dari fisik maupun tutur bahasa dari pelaku tersebut. Polisi hingga kini terus menelusuri jejak dari pelaku perampokan dan pembunuhan sadis itu. Untuk saksi sendiri, Polres Gorontalo Kota belum melakukan pemeriksaan terhadap saksi.
“Kita belum mengambil BAP. Sebab kita masih menunggu saksi kuncinya, karena saksi kuncinya masih kesulitan memberi keterangan. Ada beberapa penyampaian tapi belum maksimal. Masih dikembangkan anggota ofsnal dan satreskrim penyidik yang langsung datang ke rumah sakit tadi,” tandas AKBP Robin Lumban Raja SIK MSi. (andi/adm-01/adm-02/muhajir/ishak/gopos)