GOPOS.ID, GORONTALO – Pameran seni rupa bertajuk “MiniSeksi#1 +sir” digelar kerjasama RuangDalam Art House Yogyakarta dan Studio Jaring, Batu. Pameran yang digelar di Studio Jaring, Batu itu berlangsung selama sebulan. Sejak 23 Februari hingga 23 Maret dan terbuka untuk umum.
Pameran “MiniSeksi#1 +sir” turut dikuti perupa asal Gorontalo Syam Terrajana. Ia tampil bersama perupa di Batu, Jawa Timur dan perupa Yogyakarta. Yakni Gusmen Heriadi; Suharmanto; Klowor Waldiono; Agung Santosa; Yaksa Agus; Agus Putu Suyadnya; Dias Prabu; Desy Gitary; Oky Antonius; Herru Yoga; Ridho Scoot (Yogyakarta). Iwan Yusuf; Isa Ansory; Suwandi Waeng: Anwar; Watoni; Hendung Tunggal Djati (Batu) .
Adapun “MiniSeksi#1 +sir” sendiri, merupakan judul yang diracik dan disepakati bersama para seniman yang ikut berpatisipasi dalam pameran ini. Di balik namanya yang terkesan santai, pameran ini berusaha digarap serius. Seniman yang diundang diseleksi karyanya secara ketat oleh tim seleksi. Yakni seniman Gusmen Heriadi (Yogyakarta) dan Gatot Pujiarto (Malang).
Baca juga: Treasure Hunt: Konsep Fun Teaching Ala Mata Garuda Gorontalo
Bayu Whardana, Kurator in house RuangDalam yang juga bertindak mengkuratori “MiniSeksi#1 +sir” mengatakan, pameran ini merupakan bagian dari program pameran tahunan “Miniseksi#1”. Kegiatan itu digelar perdana di RuangDalam Art House pada penghujung tahun lalu
“Ada pun MiniSeksi#1 +sir ini, merupakan ide spontan yang langsung disambut oleh Iwan Yusuf, seniman yang juga pemilik Studio Jaring di Kota Batu. Mas Iwan lantas mengundang beberapa seniman di kotanya untuk ikut berpartisipasi,” katanya.
Menurut Bayu, MiniSeksi bukan hanya memamerkan karya – karya seni berukuran kecil. Tapi lebih jauh, mencoba meletakkan pengertiannya pada sebuah cara atau “perspektif” untuk melihat karya seni rupa yang berukuran kecil dengan “landscape-nilai” yang khas sesuai keunikan karya – karya tersebut.
Baca juga : Alasan Mengapa Buku ‘Kina and Her Fluffy Bunny’, Jadi Rekomendasi Bacaan Anak Masa Kini
Menurutnya, pada periode Boom Seni Rupa Indonesia ke-3 di dekade 2000-an. Karya – karya ukuran kecil seolah tidak mendapatkan tempat semestinya. Umumnya, pemberian predikat terhadap karya seni kontemporer terletak pada “kecenderungan visual tertentu” dan ukuran yang (harus) besar atau gigantik.
“Memang anggapan ini tidak akan menemukan predisposisi yang konkret. Namun faktanya, sebagian besar seniman (maupun pelaku/apresian seni lainnya) beramai – ramai mempraktikkan kecenderungan tersebut,” katanya.
Pameran akan dibuka oleh Samuel Adi Putra, seorang pecinta seni (art lover) dari Kota Malang pada Sabtu malam, 23 Februari 2019 pukul 19.00 WIB Pembukaan pameran ini turut dimeriahkan oleh penampilan biduanita asal Cilacap, Hani Santana.
Pada Sabtu sore sebelum pembukaan, akan digelar sketsa bersama di Studio Jaring pada pukul 16.00 WIB. Juga akan digelar Live Painting bersama di Kekep, Batu pada Minggu, 24 Februari 2019 mulai pukul 10 WIB-selesai.
Pameran ini menyuguhkan karya dengan perspektif yang kaya, baik dari segi teknik dan konten sesuai kecenderungan masing-masing seniman. Dari komposisi peserta, pameran ini juga dengan leluasa “mengoplos” seniman. Mulai dari mereka yang terhitung sebagai established artist dan sudah memiliki jam terbang tinggi hingga mereka yang tercatat baru memulai karir kesenirupaan.
“Pameran ini dari kita, oleh kita, dan dipersembahkan untuk masyarakat luas,” ujar Gusmen Heriadi, seniman yang menjadi tim seleksi sekaligus pemilik RuangDalam Art House Yogyakarta.
Iwan Yusuf, seniman dan pemilik Studio Jaring, Batu berharap “MiniSeksi#1 +sir ini mampu jadi penghubung senirupa. Tidak hanya untuk antar seniman, tapi juga dengan masyarakat.
“Semoga suatu waktu kelak, ini mampu dibalas oleh seniman Batu. Program bersama ini diharap dapat jadi ajang +sir silahturahmi kesenian yang kreatif dan produktif,” ujarnya.(adm-02)