GOPOS.ID, GORONTALO – Setelah beberapa minggu mengalami kerusakan, Tekhnologi Picohydro di Dusun Tumba, Desa Tamaila Utara, kembali menyala Kamis (1/10/2020).
Pembangkit Listrik Tenaga Air dari Picohydro ini diperbaiki kembali oleh mahasiswa Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Global Environment Facility (GEF) Small Grants Programme (SGP).
Sebelumnya, Picohydro ini dibangun oleh mahasiswa KKN UNG GEF SGP gelombang pertama. Namun, selang beberapa minggu setelah selesai menghasilkan listrik, kembali mengalami kerusakan.
Kerusakan ini terjadi di bagian AS mesin yang patah, sehingga membuat kincir tidak bisa berputar.
Selain itu, bendungan yang dibuat untuk menghasilkan debit air yang besar ke pipa Picohydro mengalami kebocoran, menyebabkan debit air menurun dan tidak mencapai pipa hingga Picohydro tidak bisa dialiri air.
Hal ini tentunya menjadi tugas KKN UNG GEF SGP Gelombang dua yang mengabdi di Dusun Tumba, untuk memperbaiki Picohydro dan juga menambal kebocoran di bendungan. Sehingga air bisa melewati tinggi pipa Picohydro, dan menghasilkan debit dan tekanan air yang besar untuk Picohydro.
“Kami mengerjakannya selama dua hari, hingga mencapai tegangan 210 volt. Hari ini sudah bisa berfungsi kembali dengan baik, dan menghasilkan listrik lagi untuk masyarakat di Dusun Tumba,” ungkap Fajar Mobiliu, salah seorang mahasiswa KKN UNG, usai mengerjakan Picohydro tersebut, Selasa (29/9/2020).
“Selain itu, kami juga memperbaiki atap dan juga dinding dari generator yang ada di Picohydro agar tidak terkena semburan air dari kincir,” tambahnya.
Baca juga: Mahasiswa KKN UNG Desa Buntulia Utara Ajak Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan
Manejer Program Energi Terbarukan GEF SGP United Nations Development Programme (UNDP), Yayu Indriati Arifin yang juga bertindak sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN UNG GEF SGP menjelaskan bahwa tugas dari mahasiswa KKN gelombang dua kali ini adalah melakukan maintenance terhadap program Tekhnologi Picohydro tersebut.
“Gelombang pertama sudah berhasil mendirikan tekhnologi ini. Sehingga tugas utama dari mahasiswa KKN gelombang kedua ini adalah memperbaiki kembali Picohydro yang mengalami kerusakan. Jadi, tinggal bagian kecilnya saja, yaitu maintenance agar tekhnologi ini tetap bisa berfungsi dengan baik,” jelasnya.
Picohydro yang berhasil dibangun ini, diharapkan bisa memantik semangat dari masyarakat sekita agar bisa mengambil contoh dari tekhnologi yang telah ada, dan memanfaatkan tenaga air yang berlebihan di dusun ini.
Sehingga bisa menciptakan lagi tekhnologi serupa yang bisa memberikan listrik yang lebih besar dan menyeluruh kepada seluruh masyarakat.
“Dusun Tumba diharapkan menjadi Desa mandiri dalam segala hal. Apalagi, dengan sumber daya alam yang berlebihan, dusun Tumba mampu mandiri dalam berbagai bidang. Perlu untuk terus dikembangkan,” harapnya.
Usai Picohydro diperbaiki kembali, Team Pusat Studi Energi Sumber Daya Mineral dan Geopark UNG, melakukan pembinaan sekaligus pelatihan kepada masyarakat Dusun Tumba. Agar bisa menjaga tekhnologi Picohydro dengan baik, dan juga mengerti cara mengelolah sumber daya air yang melimpah. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar.
“Setelah dilatih maintenance alat pembangkit listrik Picohydro, masyarakat menjadi tau dan bisa mengikutinya. Agar bisa menghasilkan listrik secara menyeluruh untuk seluruh Dusun Tumba,” tutupnya. (Aldy/gopos)