GOPOS.ID, GORONTALO – Baru sehari menempati pos tugas di Pos Mosso. Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Yonif 713/Satyatama, Gorontalo, sudah berhasil mengamankan 23 kubik kayu, yang diduga hendak diselundupkan.
Adapun jenis kayu yang diamankan yakni 18 kubik Kayu Matoa Putih dan 5 kubik Kayu Besi.
Komandan Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/ST, Mayor Inf Dony Gredinand,S.H.,M.Tr.Han., M.I.Pol, mengungkapkan 23 kubik kayu tersebut diangkut menggunakan 4 unit truk. Puluhan kubik kayu itu diamankan Personel Pos Mosso, yang dipimpin Letda Inf. Chairul Fajrin Bakti Nugraha, Selasa (13/8/2019) sore.
“Personel melaksanakan sweeping (pemeriksaan) rutin di depan Pos Moss, untuk mencegah serta mengamankan tindakan ilegal di wilayah sekitaran Pos Mosso,” ujar Dony Gredinand.
Baca juga: BAKTI Kominfo Ajak Masyarakat Gorontalo Pahami Literasi Digital
Kayu yang berbentuk balok dengan jumlah ratusan buah tersebut, diamankan saat melintas Pos Mosso. Kayu tersebut dibawa oleh lima orang. Yaitu Jaja (27), Yusuf (38), Madi (45), Putra (21) dan Petrus Say (36). Mereka diamankan karena tidak membawa dokumen resmi kepemilikan kayu.
Menurut Dony Gredinand, puluhan kubik kayu itu diamankan bermula dari kecurigaan anggota Satgas yang melakukan pemeriksaan. Saat itu, anggota Satgas mencurigai empat kendaraan truk yang membawa ratusan batang kayu.
“Ketika diperiksa, kami menemukan dan langsung dilakukan pemeriksaan terhadap lima orang yang membawa kayu. Dari hasil pemeriksaan kayu tersebut diambil dari hutan atas seijin Ondoapi setempat, dan akan digunakan untuk keperluan masyarakat guna kepentingan lokal,” ujar Dony Gredinand.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan itu, empat truk yang memuat kayu dipersilakan melanjutkan perjalanan. Sejalan dengan hal itu, Dony Gredinad mengimbau warga setempat senantiasa menjaga keseimbangan lingkungan. Yakni dengan tidak sembarang menebang pohon.
“Selain turut mencegah tindakan kejahatan di wilayah perbatasan negara, apa yang kita lakukan ini juga wujud kepedulian dalam menjaga keseimbangan alam di bumi Papua,” ujar alumni Akmil 2002 itu.(isno/adm-02/gopos)