GOPOS.ID KOTA GORONTALO – Sampah di Kota Gorontalo sering jadi sorotan masyarakat. Pemerintah Kota Gorontalo melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berupaya untuk menyelesaikannya. Kendati demikian masalah ada saja masalah yang terjadi. Agar kondisi ini tidak berulang, ada beberapa solusi yang akan diambil DLH Kota Gorontalo.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo, Andris Amir mengungkapkan pihaknya sudah berupaya mengatasi masalah sampah. Seperti memaksimalkan Sumber Daya Manusia (SDM), serta fasilitas armada yang ada.
Menurutnya persoalan lingkungan khususnya sampah di kota Gorontalo bukan hanya menjadi tanggung jawab dinas terkait saja. Melaikan ikut mengikutsertakan seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya.
“Kami di DLH Kota Gorontalo sudah berupaya semaksimal mungkin, untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bahkan, kami sudah menambah waktu aktivitas petugas kebersihan di lapangan dan menambah daya tampung di kas Armada. Agar bisa mengangkut sampah lebih dari sebelumnya. Namun, kami akui hal itu belum bisa melayani masyarakat. Kami dari DLH mohonkan maaf,” kata Andris Amir.
Andris Amir menambahkan bahwa penanganan sampah, DLH Kota Gorontalo hanya membutuhkan tiga hal, yang jauh sebelumnya sudah disampaikan ke Pemerintah Kota Gorontalo.
Diantaranya pemenuhan infrastruktur, peningkatan upah petugas dari segi penambahan anggaran karena jam aktivitas mereka ditambah. Dan terakhir adalah, peran serta seluruh instansi termasuk camat dan lurah dalam melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat, serta ajakan untuk menjaga kebersihan.
“DLH sangat membutuhkan penambahan infrastruktur, anggaran dalam hal ini upah petugas kebersihan dan terakhir adalah memasifkan sosialisasi kepada masyarakat, tentang larangan berbuang sampah sembarangan,”imbuhnya.
Ada sekitar empat solusi yang Ia sampaikan, untuk menangani sampah di Kota Gorontalo. Pertama kaitan dengan SDM dalam hal ini petugas sampah yang menjadi daya dukung utama dalam pengelolaan sampah, di Kota Gorontalo. Mulai dari SDM manajerial dan operasional. Data yang ada di DLH Kota Gorontalo, total SDM yang ada sebanyak 314 orang.
Diantaranya sopir mobil 30 orang, sopir getor 22, pengangkut mobil 100 orang, pengangkut getor 22, petugas saluran 16 orang. Kemudian pemangkas bahu jalan, penyapu, pembawa gerobak, petugas kebersihan landasan, pengawas, petugas chek point dan petugas kebersihan sentral.
Dari total 314 petugas yang ada terbagi dalam 13 tugas berbeda, dalam pengelolaan sampah di Kota Gorontalo. Dari berbagai jenis tugas tersebut, yang tersebar adalah pengakut sebesar 31,85 persen dan penyapu 28,66 persen.
“SDM ini terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Gorontalo. SDM di DLH Kota Gorontalo saat ini terus bekerja, bahkan ditambah jam kerja mereka meski anggaran untuk upah mereka sangat terbatas,” bebernya.
“Penambahan anggaran untuk upah petugas sangat penting, guna menunjang tugas yang dilakoni selurug petugas. Karena tugas yang mereka jalani sangat beresiko, misal terkadang mendapatkan kecelakaan dalam bekerja, yang membuat kami harus patungan mengeluarkan uang pengobatan,” tambah kepala DLH kota Gorontalo.
Solusi kedua adalah kebutuhan anggaran, karena anggaran menjadi penting dalam mendukung program pengelolaan sampah di Kota Gorontalo.
Dalam tiga tahun terakhir, pandemi Covid-19 memberikan dampak kurang baik dalam pemenuhan anggaran di DLH Kota Gorontalo. Khususnya dalam menjalankan program kegiatan pelayanan sampah. Misal, DLH Kota Gorontalo telah merencanakan penyediaan fasilitas pemeliharaan mobil operasional sampah.
Tujuannya agar operasional sampah lebih efektif dan efisien. Namun tidak direalisasikan karena terjadi refocusing terhadap sejumlah anggaran daerah. Selain itu adalah DLH Kota Gorontalo sangat membutuhkan anggaran, untuk penambahan infrastruktur show room dan bengkel armada untuk perawatan berkala. Termasuk TPA (Tempat Pembuangan Akhir) khusus di Kota Gorontalo. Kenapa show room dan bengkel harus ada, guna mencegah kerusakan armada serta menekan anggaran pengeluaran dalam perawatan di bengkel luar.
“Solusi ketiga bukan lain adalah pembentukan perilaku masyarakat, untuk menjaga kebersihan lingkungan. Dan terakhir adalah dukungan semua unsur, baik internal Pemerintah Kota Gorontalo, swasta dan masyarakat lebih khusus,” pungkasnya. (Sari/rls/gopos)