GOPOS.ID, GORONTALO – Inisiatif anggota DPRD Provinsi Gorontalo Adhan Dambea (AD) terkait pelaksanaan Halal Bi Halal sekaligus doa dan syukuran berakhirnya jabatan Rusli Habibie sebagai Gubernur Gorontalo, mendapat tanggapan serius dari keluarga.
Paman Rusli Habibie, Ali Sucipto Sidiki tidak menerima sikap Adhan Dambea di dalam merespon berakhirnya masa jabatan Gubernur Gorontalo dua periode itu.
Sosok yang akrab disapa Om Pulu Sidiki (OPS) itu mengungkapkan kekesalannya soal penggunaan istilah atau pilihan kata yang ada dalam isi surat Undangan yang beredar luas di media sosial dan dikutip beberapa media online sebagai bahan pemberitaan.
“Dalam isi surat undangan yang ditandatangani Adhan Dambea, ada terselip kalimat ‘Husnul Khatimah’. Supaya jelas, lihat surat ini,” ungkap OPS sambil menunjukkan dokumen surat undangan itu melalui gadget.
“Saya paham dengan arti Husnul Khatimah. Tapi kalimat ini lazim dan pada umumnya digunakan untuk mewakili rasa belasungkawa ketika ada orang meninggal,” kata OPS.
Bagi OPS, penggunaan kalimat itu telah menjauhkan orang dari adab dan kebiasaan orang Gorontalo yang kenal ramah dan menjunjung tinggi nilai etika. Apalagi Rusli Habibie di dalam menjalankan tugas, benar-benar mementingkan kepentingan rakyatnya. Itu terbukti dengan peningkatan kejahteraan bagi masyarakat Provinsi Gorontalo.
“Dari sisi etika, kalimat itu tak layak. Karena penggunaannya tidak pada kondisi yang tepat. Di sisi lain, kalimat tersebut juga bisa memunculkan persepsi berbeda dan salah kaprah di masyarakat,” katanya.
Menghindari adanya reaksi berlebihan dari keluarga besar Sidiki, OPS meminta kepada keluarga untuk dapat menahan diri.
“Kendati keluarga, dalam beberapa hal, saya dan Rusli Habibie kadang berbeda pendapat. Tapi ketika itu sudah menyangkut martabat keluarga, baik Rusli masih menjabat atau tidak, saya akan tampil paling depan untuk mengingatkan orang-orang. Ini penting, karena kesabaran itu ada batasnya,” tegasnya.
“Kita hidup di dunia hanya untuk sementara. Di usia yang terus bertambah tua, ada baiknya memperbanyak kebaikan dari ahklak yang baik, perbanyak sahabat dengan bersilaturahmi,” sambung OPS.
OPS juga sempat menyoal tentang surat undangan yang menggunakan kop lembaga DPRD Provinsi Gorontalo.
“Surat itu menggunakan kop DPRD Provinsi Gorontalo. DPRD adalah lembaga resmi. Sekretariat DPRD setidaknya bisa menjelaskan ini ke masyarakat. Apakah ini menyalahi etika administrasi atau tidak,” imbuh Om Pulu.
OPS meminta DPRD Provinsi Gorontalo sebagai lembaga pemerintahan untuk dapat mengambil sikap di dalam persoalan tersebut. Jangan sampai DPRD dinilai mendukung upaya-upaya provokatif dari sikap AD.
Hindari Salah Kaprah; Husnul Khatimah atau Khusnul Khatimah?
Masyarakat masih banyak yang ragu memilih kalimat antara Khusnul Khatimah atau Husnul Khatimah. Masing-masing kata memang memiliki arti berbeda.
Biasanya, kalimat khusnul khatimah atau husnul khatimah diucapkan saat menyampaikan duka ketika ada orang meninggal dengan awalan ‘Semoga Husnul Khotimah ya’. Selain itu, masyarakat juga kerap menyebut dengan ‘Khusnul khotimah dan husnul khotimah’.
Selain itu, masyarakat juga kerap menyebut dengan ‘Khusnul khotimah dan husnul khotimah’.
Berikut arti khusnul khatimah atau husnul khatimah yang tepat:
Dilansir dari detik.com yang disadur dari NU Online, salah satu Pengasuh Pesantren Darul Hikam, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur Ustadz Faishal Zulkarnaen mengatakan bahwa ucapan antara khusnul khatimah atau husnul khatimah yang tepat adalah husnul khatimah.
Sebab, khusnul khatimah berarti akhir yang hina. Sedangkan, husnul khatimah berarti akhir yang baik.
“Saya menemukan banyak orang yang mempermasalahkan dan menyalahkan tulisan Khusnul Khatimah. Menurut mereka penulisan ini salah dan yang benar adalah Husnul Khatimah. Alasannya, Khusnul Khatimah bermakna akhir yang hina sedangkan Husnul Khatimah bermakna akhir yang baik,” paparnya.(adm-01/gopos)