Catatan: Hasanuddin Djadin
Beberapa jam lagi. Ramadan 1443 Hijriyah akan menyapa. Bulan mulia yang penuh dengan kemuliaan.
Jauh hari, Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah mengumumkan awal Ramadan 1443 H jatuh pada Sabtu, 2 April 2022. Ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan dengan konsep dan metode hisab hakiki wujudul hilal. Metode perhitungan atau hisab yang berpatokan pada gerak benda langit (lebih tepatnya gerak bulan).
Pemerintah bersama organisasi masyarkat (Ormas) Islam lainnya akan mengumumkan awal Ramadan 1443 H setelah sidang isbat rukyatul hilal atau pemantuan wujud bulan sabit. Rencananya pada 29 Syakban atau pada 1 April 2022. Menjelang magrib. Diawali penyampaian hasil rukyatul hilal dari 34 provinsi se-tanah air. Bila ada yang melaporkan melihat hilal, awal Ramadan 1443 H ditetapkan pada 2 April 2022. Demikian sebaliknya. Bila tidak ada satupun yang melihat, maka Sya’ban akan digenapkan 30 hari. Itu artinya awal Ramadan 1443 H versi sidang isbat Pemerintah akan dimulai pada Ahad, 3 April.
Tulisan ini bukan membahas soal penentuan awal ramadan. Yang sudah dibahas dan diulas sejak bertahun-tahun lalu. Bagi yang ingin memulai puasa Ramadan sesuai pengumuman PP Muhammadiyah, Tafadhdhol. Bagi yang ikut penetapan Pemerintah, silakan. Semua benar, masing-masing punya hujjah. Punya dalil, punya argumentasi. Yang penting puasanya penuh. 29 atau 30 hari. Bukan puasa 3 hari lalu lebaran.
Ramadan tahun ini akan menjadi ramadan perdana di era kehidupan baru. Setelah dua tahun lebih pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) melanda. Memporak-poranda tatanan kehidupan masyarakat. Termasuk pelaksanaan kegiatan ibadah dan keagamaan. Buka puasa bersama, salat tarawih berjemaah hingga open house saat lebaran ditiadakan. Tak ketinggalan tradisi pulang kampung atau mudik. Ikut dilarang pula.
Kini pada Ramadan 1443 H, kegiatan ibadah dan keagamaan kembali normal. Salat tarawih berjemaah dibolehkan. Shaf salat bisa (baca: wajib) dirapatkan kembali. Bagi yang ingin mudik, dipersilakan.
Tapi ada syarat dan ketentuan berlaku. Saat salat tarawih jemaah diimbau pakai masker. Menutupi hidung hingga dagu. Biar tetap khusu’ dan tak terganggu, ketika di samping tiba-tiba batuk atau bersin. Saat buka puasa diimbau tetap jaga jarak dan tak banyak bicara. Agar nikmat buka puasa lebih terasa, sekaligus meminimalisir penyebaran Covid-19. Yang varianya sudah berjilid-jilid. Dari alfa, beta, delta hingga omicron.
Yang ingin pulang kampung wajib divaksin penuh. Dosis kedua plus booster. Bagi yang belum vaksin kedua atau belum booster, masih ada waktu. Mumpung vaksinnya masih gratis. Plus dapat beras 5 kilogram pula.
Suasana Ramadan tahun ini dipastikan akan lebih semarak. Lebih sangat terasa, meski kegiatan tadarusan menggunakan toa masjid bagian luar dibatasi sampai pukul 22.00 Wita. Lewat dari jam itu hanya boleh menggunakan pengeras bagian dalam. Agar tak mengganggu warga yang hendak beristirahat. Terutama para ibu-ibu. Yang saat ramadan, jam terjaganya jauh lebih panjang di bandingkan hari-hari biasa.
Marhaban ya Ramadan. Selamat menuaikan ibadah puasa. (***)