GOPOS.ID, GORONTALO – Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) dan Dharma Wanita Persatuan (DWP), IAIN Sultan Amai Gorontalo menggelar kampanye peringatan 16 hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Penyelenggaraan peringatan tersebut dilakukan selama 16 hari, mulai 25 November sampai dengan 10 Desember 2022.
Ketua PSGA Zulfitri Zulkarnain Suleman melalui kegiatan tersebut mengajak seluruh lapisan masyarakat khususnya civitas akademika di lingkungan kampus untuk bergandeng tangan melawan dan menolak segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Kekerasan perempuan di Indonesia secara umum masih menjadi fenomena gunung es, termasuk kekerasan seksual di lingkungan kampus. Untuk itu, PSGA IAIN Gorontalo mendorong agar semua pihak, khususnya civitas akademika bersatu bergandengan tangan memutus mata rantai kekerasan terhadap perempuan dan anak apapun bentuknya,” tutur Zulfitri, Jumat (2/12/2022).
Lebih lanjut, Zulfitri mengungkapkan, di penghujung peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, PSGA dan DWP akan menggelar webinar Literasi Pencegahan Kekerasan Seksual di lingkungan kampus sebagai upaya implementasi Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS).
“Literasi pencegahan kekerasan seksual untuk masyarakat kampus sangat penting, terutama kepada tenaga kependidikan hingga mahasiswa. Sebab terkadang kita tidak mengetahui seperti apa yang termasuk dalam kategori kekerasan seksual, 21 item yang masuk kategori kekerasan seksual di lingkungan kampus belum semua memahaminya,” ungkap perempuan yang akrab disapa Ririn ini.
Sejak dilantik 4 bulan lalu, PSGA di kepemimpinan Zulfitri Zulkarnain Suleman telah melakukan berbagai terobosan. Beberapa kegiatan telah diprogramkan dan dijalankan. Diantara program yang dijalankan diantaranya, menggelar Workshop Kesehatan Reproduksi bagi Remaja. Selanjutnya PSGA dalam progres membentuk Unit Layanan Terpadu Pencegahan Kekerasan Seksual (ULT PKS) di lingkungan IAIN Sultan Amai Gorontalo.
“Langkah-langkah yang diupayakan PSGA untuk menghapus kekerasan seksual dengan mimpi IAIN Sultan Amai Gorontalo sebagai zero tolerance for violence. Untuk itu bakal dimulai dengan mensemarakkan literasi anti kekerasan seksual, membuat konselor sebaya, kami juga dalam tahap membentuk tim satgas ULT PKS. Semoga bisa segera dibentuk dalam waktu dekat ini, semua persiapan sementara kami upayakan,” ujarnya.
Seperti diketahui, lingkungan perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI) merujuk surat edaran atau SE Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5494 Tahun 2019, terkait pedoman pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual.
Selanjutnya, Zulfitri berharap dalam mencegah terjadinya tindak kekerasan di Indonesia, khususnya kekerasan seksual di lingkungan kampus, maka diharapkan semua pihak bisa bekerjasama bahu-membahu melancarkan semua program penanganan kasus kekerasan seksual. Sehingga harapannya tidak aka nada lagi kekerasan seksual seperti tujuan yang ingin dicapai dalam tahun-tahun mendatang. (Isno/rls/gopos)