GOPOS.ID, GORONTALO – Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Gorontalo kembali diperpanjang hingga 14 Juni 2020. Menariknya, PSBB tahap III ini akan dikolaborasikan dengan persiapan new normal life atau kehidupan normal baru.
Kolaborasi ini dilakukan karena Provinsi Gorontalo merupakan salah satu dari empat provinsi yang menjadi penerapan new normal di Indonesia. Dalam penerapan new normal life akan ada beberapa kelonggaran, seperti beroperasinya kembali pusat-pusat perekonomian masyarakat. Antara lain pasar mingguan di kabupaten/kota.
Meski ada beberapa kelonggaran dalam new normal life, dalam pelaksanaan PSBB tahap III akses keluar masuk Gorontalo dipastikan masih ditutup. Hal itu berlaku untuk akses jalur darat, laut, maupun udara.
“Pengecualian untuk barang logistik dan kesehatan,” tegas Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie.
Baca juga: PSBB di Gorontalo Kembali Diperpanjang hingga 14 Juni 2020
Sebagaimana diketahui, penutupan akses keluar masuk Gorontalo dilakukan sejak pemberlakukan PSBB tahap pertama. Setiap orang dari luar Gorontalo tak diperkenankan masuk selama masa PSBB. Sejalan hal itu, dilakukan penjagaan oleh petugas yang tergabung dalam gugus tugas covid-19 di pos-pos perbatasan. Termasuk akses masuk ke Gorontalo melalui pelabuhan, dan bandara.
Menurut Rusli Habibie, PSBB tahap III memuat konsep new normal life atau tatahan hidup baru. Menurutnya PSBB dan konsep new normal life, keduanya menekankan pada kepatuhan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.
“Jadi begitu ada keputusan dari pemerintah pusat harus menjalankan new normal life ini, kita sudah siap. Intinya menekankan pada protokol kesehatan, menjaga jarak, menggunakan masker, dan cuci tangan,” ujar Rusli Habibie.
Sebelumnya, Pemprov Gorontalo bersama Pemerintah kabupaten/kota melakukan evaluasi pelaksanaan PSBB tahap II di Gorontalo. Evaluasi dilakukan bersama tim Crisis Center Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Hasil evaluasi, terungkap tren angka reproduksi dasar (R0) penularan Covid-19 di Provinsi Gorontalo mengalami penurunan. Sebelum penerapan PSBB, R0 Gorontalo berada pada angkat 2,74. Angka tersebut menurun menjadi 2,12 setelah penerapan PSBB tahap pertama. Memasuki akhir masa PSBB tahap kedua, R0 berada pada angka 1,5.
“Setelah PSBB pertama dan kedua kelihatan trennya turun. Tetapi karena R0 masih berada di atas satu, maka kita sepakat memperpanjang PSBB hingga mencapai angka di bawah satu sesuai yang dipersyaratkan WHO (World Healthy Organization),” tutur Rusli Habibie.(adm-02/gopos)