GOPOS.ID, GORONTALO – Mengemban amanah sebagai anggota TNI bukanlah hal mudah. Ada masa mereka merasa sedih sekaligus bangga saat mengemban tugas negara. Hal itu sebagaimana dialami prajurit TNI Batlyon Infanteri (Yonif) 713/Satyatama Gorontalo, yang mendapat amanah menjaga perbatasan Republik Indonesia dan Papua Nugini (RI-PNG). Lebih kurang selama 9 bulan para prajurit Yonif 713/ST harus tinggalkan keluarga demi menjalankan tugas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Upacara pemberangkatan 450 prajurit Yonif 713/ST dilangsungkan di Pelabuhan Gorontalo, Jumat (2/8/2019). Upacara pemberangkatan dipimpin Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Tiopan Aritonang.
Suasana haru mewarnai prosesi upacara pemberangkatan. Bulir air mata anggota keluarga tak terbendung ketika para prajurit Yonif 713/ST yang gagah berani itu pamit menjalankan tugas negara.
Seperti yang terlihat pada sosok Perwira yang mengemban jabatan Komandan Kompi (Danki) D Satgas Letnan Dua (Letda) Infantri. Sudirman Mandiangan, tak tahan menahan rasa sedih saat melihat keluarga kecil menghampiri dirinya.
Saat bersamaan, isak tangis dari kedua anak laki-laki pun pecah dan langsung memeluk sang ayah tercinta yang akan berangkat ke perbatasan RI-PNG.
Demikian pula sang istri hanya terdiam membisu dengan raut muka yang berusaha tegar. Meski matanya berkaca-kaca menyaksikan kedua putranya memeluk erat sang ayah.
Kepada gopos.id, Sudirman mengaku, meski sudah beberapa kali diberangkatan menjalankan tugas negara, penugasan kali ini merupakan yang paling jauh.
“Memang selama saya menjadi seorang prajurit, kurang lebih tuju kali saya pergi berangkat tugas dan meninggalkan mereka (keluarga kecilnya). Namun saat itu masih bisa dijangkau, kali ini memang sangat jauh,” ujar Sudirman.
“Saya harus meninggalkan mereka selama kurung waktu sembilan bulan lamanya dalam bertugas. Sedih sih iya, namun inilah tugas dari seorang prajurit TNI,” sambungnya dengan raut wajah tersenyum.
Baca juga: 71 Ribu Peserta BPJS Kesehatan di Gorontalo Dinonaktifkan
Hal serupa juga dialami Pratu Moh. Riswan. Perasaan prajurit TNI angkatan 2013 campur aduk ketika membelai dan memeluk sang buah hati yang masih sangat belia. Tangis sang istri pecah melihat suami tercinta yang memeluk erat buah hati mereka.
“Sudah pasti sedih. Apalagi ini dalam penugasan yang jauh. Jelas saya sedih meninggalkan anak saya masih kecil bersama istri saya. Insya Allah ada kesempatan saya akan terus melakukan komunikasi dengan keluarga istri dan anak dalam penugasan nanti,” tutur Moh. Riswan.
Saat ini seluruh prjurit Yonif 713/ST yang tergabung dalam Satgas Pamtas RI-PNG sudah berada di pelabuhan Gorontalo, rencanya besok Sabtu, (03/8/2019) akan bertolak menuju daerah penugasan di Papua Nugini.
Begini potret haru suasana jelang pemberangkatan prajurit Yonif 713/ST ke perbatasan RI-PNG:
1. Kecupan Hangat Sang Ayah pada Putrinya yang Masih Usia Belia
2. Berusaha Menghibur Keluarga yang Akan Ditinggalkan demi Tugas Negara
3. Doa dan Restu Ibu Menjadi Spirit Menjalankan Tugas Negara
4. Pergi demi Tugas, Pulang karena Cinta
6. NKRI Harga Mati
(Isno/gopos)