GOPOS.ID, GORONTALO – Sistem pemilihan mahasiswa (Pemilma) yang akan menjadi pengurus lembaga kemahasiswaan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo membutuhkan sistem Pemilma Demokrasi.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam, Pian N Peda kepada Gopos.id. Menurutnya polemik dan permasalahan yang terjadi pada Pemilma terus berkepanjangan kalau tetap mengunakan sistem yang sama. Jika masih mengunakan sistem pemilihan delegasi akan terus menimbulkan banyak masalah. Sebagai contoh pemilihan Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (Dema-I) yang sampai dengan detik ini belum ada kejelasan sehingga menimbulkan begitu banyak tanya yang berkepanjangan.
Baca juga: DEMA FUD IAIN Gorontalo Bekali Mahasiswa Ilmu Jurnalistik
“Siapa sebenarnya Ketua Dema-I kami sekarang? Kapan akan dilantik? Karena sudah lama pemilihan-pemilihan, bahkan sudah beberapa kali dilakukan pencoblosan sampai dengan sekarang belum tau pasti siapa presidennya, bahkan masa jabatannya sudah hampir selesai,” ujarnya
Lebih lanjut Pian menjelaskan dengan permasalahan internal yang tak kunjung usai akan berdampak pada hal lain terlebih sedikit lagi akan menyambut mahasiswa baru.
Berkaca dari polemik ini sudah seharusnya adanya pembaharuan sistem pemilihan dari delegasi ke demokrasi, karena memang sistem delegasi ini tidak memberikan hak sepenuhnya kepada mMahasiswa untuk menentukan pilihan atau tidak diberikan hak suara siapa yang seharusnya layak untuk menjadi pemimpin maka perlunya demokrasi.
“Dengan sistem delegasi ini saya memandang soal sistem debat calon kandidat pra pemilihan. Dalam debat ini para calon hadir dengan beribu kata serta retorika yang sedemikian menarik,” ujarnya
“Namun sangat disayangkan siapapun yang baik dalam retorika serta mumpuni dari kapasitas intelektual bahkan layak untuk menjadi seorang pemimpin hasil dari debat tidak akan bisa mengubah hasil pemilihan suara. Dengan kata lain debat dihadirkan hanya sebagai tempat ujian untuk layak menjadi calon tapi buka untuk pemimpin,” tegasnya
Baca juga: Buruan Daftar Jadi Mahasiswa Politeknik Ketenagakerjaan 2021/2022, Gratis!
Maka dari kenyataan yang terjadi ini sistem demokrasi sangat dinantikan agar semua mahasiswa terlibat dalam pemilihan dan diberikan hak suara dalam memilih pemimpin kampus. Dengan itu semua Pian berharap kedepannya debat kandidat lebih berbobot atau lebih punya nilai jual dikalangan mahasiswa terlebih visi misi yang disampaikan oleh calon kandidat yang akan memimpin kelembagaan di kampus.
Dengan demokrasi juga para calon bisa bersaing secara intelektual dan tampil lebih dewasa dikalangan mahasiswa dan akan menuntut mereka hadir dengan berbagai macam ide, gagasan serta pencerahan masa depan selama kepengurusan.
“Semoga kedepanya ada wajah baru dari sistem pemilma dikampus IAIN Gorontalo dan apa yang sekarang sudah terjadi bisa menjadi pelajaran,” pungkasnya. (Ari/Gopos)