GOPOS.ID, GORONTALO – Perekonomian Provinsi Gorontalo pada triwulan I 2025 mengalami kinerja positif dengan pertumbuhan 6,07 persen dibandingkan triwulan I 2024. Pertumbuhan tertinggi dari sisi produksi dicapai sektor Industri Pengolahan dengan nilai sebesar 9,67 persen. Selanjutnya pertumbuhan dari sisi pengeluaran didorong oleh ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 8,40 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo melaporkan, nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada triwulan I 2025 sebesar Rp14,136 triliun. Sementara PDRB atas harga berlaku pada triwulan I 2024 sebesar Rp13,124 triliun.
“Secara year on year (tahun ke tahun), ekonomi Gorontalo pada triwulan I 2025 tumbuh sebesar 6,07 persen,” ungkap Plt Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Dwi Alwi Astuti saat menyampaikan Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Gorontalo, Senin (5/5/2025).
Menurut Dwi Alwi Astuti, pertumbuhan tertinggi menurut lapangan usaha dicapai oleh industri pengolahan sebesar 9,67 persen, pertanian sebesar 9,27 persen, dan perdagangan sebesar 7,90 persen. Dari ketiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi ini, kontribusi terbesar terhadap PDRB yaitu lapangan usaha pertanian dengan nilai 37,62 persen, dan Perdagangan dengan nilai 14,71 persen. Industri pengolahan memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 4,7 persen.
“Lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap PDRB adalah Pertanian, Perdagangan, dan konstruksi. Untuk kontruksi memberikan kontribusi sebesar 10,82 persen,” ujar Dwi Alwi Astuti.
Lebih lanjut Dwi Alwi Astuti mengungkapkan, pertumbuhan pada industri pengolahan terjadi pada industri makan-minum, industri dari kayu dan barang dari kayu, serta industri furniture. Pertumbuhan pada industri-industri tersebut merupakan efek dari peningkatan pertumbuhan pada lapangan usaha pertanian.
“Industri yang tumbuh tinggi itu karena efek dari pertumbuhan pada lapangan usaha pertanian,” kata Dwi Alwi Astuti.
“Demikian pula pertumbuhan pada lapangan usaha perdagangan memiliki keterkaitan dan efek dari pertumbuhan lapangan usaha pertanian, serta adanya puasa Ramadan dan lebaran Idulfitri,” imbuh Dwi Alwi Astuti.
Sementara itu secara triwulanan (quarter-to-quarter), perekonomian tumbuh 0,15 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (Triwulan IV 2024). Pertumbuhan tertinggi dari sisi produksi dicapai oleh sektor Jasa Perusahaan sebesar 5,73 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran, ekspor barang dan jasa kembali mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 24,49 persen.
“Kalau kita melirik lebih dalam di sektor Jasa Perusahaan ini ada banyak umrah atau perjalanan-perjalanan wisata saat Ramadan,” ujar Dwi Alwi Astuti.(hasan/gopos)