GOPOS.ID, GORONTALO – Hari ini, Gorontalo memperingati hari bersejarah. Tepat tanggal 23 Januari ini, Gorontalo terlebih dahulu memproklamirkan kemerdekaan dan tidak dijajah oleh Belanda.
77 Tahun berlalu sejak 1942, kini Gorontalo memiliki perubahan yang sangat signifikan. Memperingati itu, pemerintah Gorontalo beserta jajaran dan Forkopimda menggelar upacara peringatan Hari Patriotik 23 Januari 1942 yang berlangsung di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Gorontalo, Kecamatan Tabongo, Rabu (23/1/2019). Gubernur Gorontalo Rusli Habibie bertindak sebagai Inspektur pada Upacara Hari Patriotik ke-77 itu.
Bertindak sebagai Perwira Upacara AKBP Tedi Rayandra selaku Kabag Bin Ops Biro Ops Polda Gorontalo. Komandan Upacara dipimpin oleh AKBP Dicky Irawan selaku Kasat Patroli Jalan Raya Ditlantas Polda Gorontalo.
Selain pengibaran bendera merah putih dan hening cipta, upacara hari patriotik diisi dengan pembacaan Pancasila oleh Irup, pembacaan UUD 1945 oleh Monalisa Fathan dari Karang Taruna serta pembacaan Lintas Sejarah Patriotik oleh Ketua KNPI Provinsi Gorontalo Moh. Ghalieb Lahidjun.
Peristiwa 23 Januari 1942 merupakan gerakan rakyat Gorontalo yang dipimpin oleh Nani Wartabone untuk berjuang membebaskan diri dari penjajahan kolonial Belanda. Kala itu para pejabat Belanda ditangkap. Bendera Belanda diturunkan dan diganti dengan Bendera Merah Putih.
“Pada dini hari, tepatnya hari Jumat tanggal 23 Januari 1942, dengan semangat membara rakyat Gorontalo dipimpin oleh Nani Wartabone bergerak menuju kota Gorontalo dan mengambil alih kekuasaan dari Belanda. Pada pukul 8 pagi rakyat Gorontalo memancangkan bendera merah putih di depan Kantor Pos. Itulah sejarah singkat perjuangan rakyat Gorontalo. Sehingga peristiwa tersebut dikenal sebagai Hari Patriotik 23 Januari 1942,” jelas Gubernur Rusli dalam amanatnya.
Baca juga : Jumlah Mahasiswa UNG Diproyeksi Bertambah Jadi 22 Ribu Orang
Selain untuk mengenang semangat perjuangan rakyat Gorontalo, pelaksanaan upacara dimaksudkan untuk mengingatkan kepada seluruh masyarakat bahwa 23 Januari 1942 merupakan peristiwa penting yang tidak boleh dilupakan kapan pun juga.
Semangat patriotik telah membawa kemajuan bagi seluruh masyarakat. Gubernur mencontohkan tentang kondisi kemiskinan daerah yang sebelumnya berada pada angka 35 persen setelah pisah dari Provinsi Sulawesi Utara. 18 tahun berlalu, kemiskinan turun menjadi 15,83 persen.
“Melalui semangat dan upaya kerja keras dan kerja cerdas kita bersama maka angka kemiskinan sudah menyentuh level 15,83 persen. Kita optimis bahwa angka kemiskinan kita masih bisa berada di level yang lebih baik lagi pada tahun-tahun mendatang,” imbuhnya.
Peringatan Hari Patriotik ke-77 telah diisi dengan berbagai kegiatan. Selain jalan sehat yang diikuti oleh ratusan ribu masyarakat, digelar juga pasar murah, donor darah dan pemeriksaan kesehatan gratis.
Baca juga : 77 TAHUN GORONTALO : DUNGUPOLITAN VS MADINAHPOLITAN
Napak tilas perjuangan Nani Wartabone, Kirab Bendera Pusaka dan ziarah rombongan ke taman makam pahlawan melengkapi rangkaian kegiatan peringatan 23 Januari 1942. (ndi/hms)