GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Penyelenggaraan Tumbilotohe di Jalan Tribrata, Kelurahan Ipilo, Kota Gorontalo menuai kecaman masyarakat, Ahad malam (7/4/2024).
Perayaan malam Tumbilotohe yang biasanya dilakukan pada 3 malam terakhir menjelang hari raya Idul Fitri itu menghadirkan band serta live music.
Bukannya menyambut malam Tumbilotohe dengan itikaf di masjid, sejumlah muda mudi hanya menggelar live music ditempat tersebut, tentunya hal ini sangat bertentangan dengan perayaan malam Tumbilotohe.
Hal ini juga mendapat sejumlah kecamatan dari warganet penggunaan akun media sosial Facebook. Mereka beramai-ramai mengomentari salah satu postingan terkait kegiatan live music tersebut di akun Facebook Ayhundari Rahman.
“Tau2 menjemput amalan di malam2 terakhir ..
Dr ba tambrus di situ🤣🤣🤣,” tulis warganet.
“Contoh dari umat akhir zaman ini drg,” tulis netizen lainnya.
“So ilang budaya asli tumbilotohe 🤦🏻♀️ sdg torg dkt rumah nda pernh pi b hoba dstu 🙈,” tulis beberapa netizen.
“TDK berdoa Ksna supaya mbku dapa dgn Ramdhan tahun depan sup,” tulis penggunaan Facebook lainnya.
Berujung Laporan Polisi.
Ahad (6/4/2024) sekitar pukul 19.00 Wita, panitia festival tumbilotohe di Kelurahan Ipilo diundang untuk melakukan rapat koordinasi kembali di ruang sat intelkam Polresta Gorontalo Kota terkait adanya laporan masyarakat melalui Hallo Kapolresta tentang postingan dari salah satu akun tiktok yang menuai kecaman masyarakat.
Kapolresta Gorontalo Kota Kombespol Dr. ade Permana, melalui Kasat Intelkam AKP Lufti Oktriyanda, mengatakan pihaknya menerima aduan masyarakat terkait postingan di akun tiktok pada saat kegiatan festival tumbilotohe di kelurahan Ipilo.
AKP Luft menyampaikan, postingan tersebut terkait salah satu band yakni “Jabrik Band” yang mempertontonkan musik reage sehingga membuat masyarakat ikut bergoyang hingga jingkrak-jingkrak.
“Postingan tersebut kemudian di laporan melalui call center sehingga kami langsung menindak lanjuti dan mengundang panitia Festival Tumbilotohe di Kelurahan Ipilo”, Ujar AKP Lufti
Postingan tersebut menuai kecaman netizen ,dimana seharusnya malam pasang lampu atau tumbilotohe ini masyarakat lebih banyak beribadah dan berzikir.
Lufti menekankan pihaknya telah melakukan teguran kepada panitia dimana lagu lagu yang digunakan untuk menghibur masyarakat yang melihat lampu hias Adalah lagu religi.
“Kita ketahui bersama tradisi pasang lampu merupakan niat untuk menyongsong datangnya lailatulqadar, karena cahaya rembulan mulai redup, sehingga kaum muslim yang ingin pergi ke masjid tidak terhalangi oleh gelapnya malam, bertujuan untuk mengingatkan orang-orang untuk beri’tikaf di masjid atau di mushalla untuk bertadarrus dan shalat malam,”tutup AKP Lufti. (Putra/Gopos)