GOPOS.ID, GORONTALO – Kurang dari dua bulan lagi. Pemilihan Umum (Pemilu) 17 April 2019 akan digelar. Menjelang hajatan akbar demokrasi itu berbagai upaya dilakukan oleh para kontestan. Baik calon presiden dan wakil presiden. Pimpinan dan pengurus parpol hingga para calon anggota legislatif.
Persaingan mendulang suara semakin bertambah ketat dengan hadirnya berbagai instrumen pemenangan. Tak terkecuali instrumen metode empiris atau lebih dikenal dengan sebutan survei. Menjelang pemilu yang makin dekat, berbagai lembaga survei rame-rame melansir hasil survei.
Hasil survei yang disampaikan ke khalayak umum itupun berbeda-beda. Mulai dari sisi persentase, posisi parpol dan calon hingga peluang kemenangan para kontestan.
Untuk kontestasi Pemilihan Legislatif (Pileg) misalnya. Beberapa lembaga survei memprediks hanya ada lima partai politik (parpol) yang lolos Parliamentary Threshold atau ambang batas 4 persen. Yaitu PDI Perjuangan, Gerindra, Golkar, PKB dan Demokrat.
Namun hasil survei terbaru yang dilansir lembaga riset PolMark Indonesia justru menempatkan 9 parpol bakal lolos ke parlemen. 9 parpol tersebut mayoritas merupakan partai lama. Seperti PDIP, Golkar, Gerindra, PAN, PPP, PKS, Demokrat dan NasDem.
Sementara untuk partai lainnya, PolMar Indonesia memprediksi elektabilitas tak lebih dari 2 persen. Seperti Perindo (2 persen), Hanura (1,1 persen), PSI (0,6 persen), PBB (0,5 persen), Berkarya (0,4 persen), dan PKPI (0,2 persen).
Founder dan CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah menyebut, hasil survei yang dilakukan pihaknya pada periode Oktober 2018 hingga Febuari 2019 di 73 Dapil se-Indonesia .
“Survei kami lakukan di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua,” kata Eep Saefulloh Fatah, saat merilis hasil survei di Surabaya, Selasa (5/3/2019).
Baca juga : Idah, Rachmad, Hana Kans Kuat DPR RI
Saat yang bersamaan, Center for Political Communication Studies (CPCS) melansir hasil survei. CPCS memprediksi hanya 7 parpol yang lolos Parliamentary Threshold. Pada posisi 7 adalah PSI.
“Elektabilitas parpol lain cenderung stabil, hanya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengalami kenaikan signifikan, mencapai 4,2 persen,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta, Selasa (5/3) dilansir jppn.com.
PSI berhasil melampaui elektabilitas partai-partai lama seperti PKS, PAN, PPP dan Hanura, serta sesama pendatang baru Perindo.
Menurut Okta, naiknya elektabilitas PSI didukung oleh sosialisasi yang cukup efektif dilakukan selama musim kampanye. Sebagai parpol baru dengan segmen sasaran generasi milenial, PSI paling banyak menggunakan media sosial sebagai sarana sosialisasi, disusul Gerindra.
Baca juga : Survei Bukan Jaminan, Tetap Fokus Galang Dukungan
Menurut Okta, PSI cukup efektif menggunakan beragam medium sosialisasi selain media sosial. Meskipun tidak memiliki media massa dan bukan parpol utama pengusung capres-cawapres, PSI kerap tampil dengan isu-isu kontroversial.
“Yang tidak kalah menarik adalah kerja-kerja sosialisasi oleh relawan dan pertemuan tatap muka,” ungkap Okta.
Survei CPCS dilakukan pada 1-10 Februari 2019, dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Metode survei dilakukan secara acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.(adm-02/gopos/merdeka/jpnn)