GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Di tengah era serba modern dan dominasi lampu listrik, seorang pedagang di Gorontalo tetap teguh menjual lampu minyak. Tradisi ini di pelihara meskipun jumlah pembeli kian menurun.
Ibu Tima, yang sudah 11 tahun menjual lampu minyak di kompleks Pasar Sentral Gorontalo, percaya bahwa lampu minyak memiliki nilai yang lebih dari sekadar alat penerangan.
“Ini bukan cuman hanya berjualan saja, tapi Lampu minyak ada sejarah dan artinya. Orang di pedesaan juga sekarang masih ada yang pakai lampu botol karena listrik belum sampai ke sana.” Ujar Tima
Meski diakui bahwa lampu minyak tidak sepopuler dulu, Tima, tetap mempertahankan usahanya. ia juga sering mendapatkan pembeli yang mencari lampu minyak untuk keperluan dekorasi.
“Sekarang pembelinya kebanyakan orang-orang yang rindu dengan suasana pasang lampu menggunakan botol dulu. Namun, ini juga bisa dijadikan pajangan rumah, karena lampu minyak ini punya nilai seni kalau orang bilang” imbuhnya
Ibu Nou, Pelanggan setianya, mengatakan bahwa lampu minyak tetap menjadi solusi praktis bagi keluarga mereka, terutama saat terjadi pemadaman listrik.
“Lampu minyak ini berguna sekali. Kalau listrik padam, ini penyelamat. Selain itu, rasanya beda kalau pakai lampu minyak, seperti kembali ke masa lalu” ujar Nou
Hal ini juga diungkapkan oleh Ono salah seorang warga Gorontalo. Baginya, lampu minyak menghadirkan suasana khas yang sulit tergantikan oleh lampu listrik.
“Kadang saya sengaja pakai lampu minyak saat malam kumpul keluarga. Suasananya jadi lebih hangat dan terasa tradisional,” pungkasnya
Usaha Ibu Tima menjadi bukti bahwa meski zaman terus berkembang, benda-benda tradisional seperti lampu minyak tetap memiliki tempat di hati sebagian masyarakat. Lampu minyak tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang semakin langka. (Maryam/Arni/Sulis/MG/-GOPOS)