GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, Zulkarnaen Suleman angkat bicara soal tuntutan Asosiasi Dosen Penyelamat Kampus yang melakukan demo di gedung rektorat IAIN Gorontalo, Rabu (19/2/2025).
Ditegaskan Zulkarnaen, tudingan dari para dosen tersebut adalah fitnah. Menurutnya, yang belum dibayarkan saat ini hanyalah insentif ketua dan sekretaris jurusan.
“Itu fitnah, tapi biarlah tuhan yang membuktikan itu. Kalau tukin (Tunjangan Kinerja) wajib dibayar, kalau ada yang menahan tukin pasti kena pidana,” kata Zulkarnaen dikonfirmasi sejumlah pewarta usai demo.
Senada juga diungkapkan Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik dan Kemahasiswaan (AUAK) IAIN Sultan Amai Gorontalo Farida Napu. Dia menjelaskan, penundaan pembayaran merupakan dampak dari efisiensi anggaran oleh pemerintah pusat.
“Ada pergeseran anggaran, ada pemotongan anggaran sekitar Rp13 miliar. Target PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) tidak tercapai. Sehingga itu yang menyebabkan tertundanya pembayaran insentif,” katanya.
Sebelumnya, Asosiasi Dosen Penyelamat Kampus IAIN Sultan Amai Gorontalo menuntut pembayaran tunjangan yang telah tertunggak selama empat bulan.
Tunjangan yang dimaksud adalah tunjangan untuk Ketua dan Sekretaris Jurusan yang hingga kini belum dibayarkan oleh pihak kampus. Aksi tersebut diikuti oleh berbagai perwakilan fakultas yang menyuarakan keluhan serupa.
Dalam aksi yang berlangsung sekitar 3 jam jam ini, para dosen dari Fakultas Syariah, Tarbiyah, Ushuludin dan Dakwah, serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam secara bergiliran menyuarakan serta menuntut agar pihak rektorat segera menyelesaikan pembayaran tunjangan yang sudah menjadi hak mereka sejak bulan Oktober 2024.
“Kami bekerja sampai malam hari, mengerjakan borang untuk akreditasi, menerima konsultasi dari mahasiswa, bahkan ada yang mengguanakan dana pribadi,” kata salah dosen pada orasinya di lantai satu gedung rektorat.
Bukan hanya ketua dan sekretaris jurusan saja yang turut hadir melayangkan tuntutan, namun juga dekan-dekan fakultas turut menyuarakan hal serupa. Para demonstran menganggap bahwa keterlambatan ini sangat berdampak pada motivasi dan kesejahteraan para ketua dan sekretaris jurusan, yang memiliki peran penting dalam menjalankan kegiatan akademik dan administrasi di masing-masing jurusan.
“Kajur dan Sekjur selama ini belum menerima haknya, tapi kewajibanya dilaksanakan dengan baik, ada apa kenapa tidak dibayarkan,” kata La Aba, Ketua Asosiasi Dosen Penyelamat Kampus.
Supandi Rahmam, sekretaris Asosiasi Dosen Penyelamat Kampus mengungkapkan, tunjangan tersebut dialihkan untuk kepentingan lain. Sejatinya dirinya tidak mempermasalahkan penundaan pembayaran tunjanganya sebagai sekretaris jurusan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Namun menurutnya, anggaran disinyalir telah dialihkann untuk membayar kontrak mobil dinas pejabat kampus.
“Anggaran kami dipapas untuk membayar tunjangan pejabat. Awalnya informasi yang kami dengar dua bulan saja kami tidak mekukan protes maka mereka merencanakan hal ini selama satu tahun lamanya,” terang Supandi.(sari/gopos)