GOPOS.ID, GORONTALO – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo melaporkan jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo pada Maret 2025 berkurang sebanyak 7.290 orang. Penurunan itu membuat jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo dari sebelumnya sebanyak 170.030 orang (September 2024) menjadi sebanyak 162.740 orang pada Maret 2025.
Plt Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Dwi Alwi Astuti, menjelaskan berkurangnya jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo menyebabkan persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo juga turut menurun. Persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo pada Maret 2025 sebesar 13,24 persen.
“Turun 0,63 persen poin terhadap September 2024,” ungkap Dwi Alwi Astuti saat menyampaikan Berita Resmi Statistik Tentang Profil Kemiskinan Provinsi Gorontalo Maret 2025, Jumat (25/7/2025).
Menurut Dwi Alwi Astuti, penurunan kemiskinan di Provinsi Gorontalo terjadi pada wilayah perkotaan dan perdesaan. Pada September 2024 jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan sebanyak 28,490 orang (4,99 persen), selanjutnya pada Maret 2025 berkurang menjadi 27.010 (4,68 persen). Sementara di wilayah perdesaan pada September 2024 jumlah penduduk miskin sebanyak 141.540 orang (21,62 persen) dan pada Maret 2025 berkurang menjadi 135.730 orang (20,80 persen).
“Disparitas kemiskinan antara wilayah perkotaan dan perdesaan masih lebar,” ujar Dwi Alwi.
Penurunan juga terjadi pada indeks kedalaman (p1) dan keparahan kemiskinan (p2). Indeks Keparahan kemiskinan di Provinsi Gorontalo pada Maret 2025 tercatat sebesar 1,963 menurun dari situasi September 2024 sebesar 2,297. Sedangkan Indeks Keparahan kemiskinan Provinsi Gorontalo pada Maret 2025 sebesar 0,441 dari sebelumnya September 2024 sebesar 0,585.
Dwi Alwi menjelaskan, kedalaman kemiskinan merupakan rara-rata jarak antara pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks kedalaman kemiskinan maka semakin jauh rata-rata jarak pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
“Demikian pula sebaliknya semakin rendah maka menunjukkan rata-rata jarak pengeluaran penduduk miskin semakin dekat dengan garis kemiskinan. Indeks kedalaman kemiskinan ini juga merupakan indikator tingkat kemiskinan ekstrem,” tutur Dwi Alwi.
Garis Kemiskinan
Sementara itu BPS Provinsi Gorontalo mencatat Garis Kemiskinan Provinsi Gorontalo pada Maret 2025 tercatat sebesar Rp503.854/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp378.641 (75,15 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp125.313 (24,85 persen). Mengalami kenaikan 1,64 persen dibandingkan pada September 2024 yang tercatat sebesar Rp487.578.
“Komoditas utama makanan pembentuk garis kemiskinan pada Maret 2025 yakni beras, rokok kretek filter, tongkol/tuna/cakalang/, cabe rawit, kue basah, bawang merah, telur ayam ras, gula pasir, tomat, kopi bubuk dan kopi instan, serta komoditas makanan lainnya,” ujar Dwi Alwi.
Selanjutnya komoditas utama nonmakanan pembentuk garis kemiskinan pada Maret 2025 yakni perumahan, bensin, pendidikan, listrik, perlengkapan mandi, serta komoditas bukan makanan lainnya.
“Peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan di wilayah perdesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Selanjutnya peranan komoditas bukan makanan terhadap garis kemiskinan di wilayah perkotaan lebih tinggi dibandingkan perdesaan,” urai Dewi Alwi
Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo, Wahyudin A. Katili, menjelaskan penurunan angka kemiskinan di Provinsi Gorontalo pada Maret 2025 menunjukkan langkah dan upaya penanggulangan kemiskinan yang dilakukan Pemprov Gorontalo bersama pemerintah kabupaten/kota dan stakeholders berada di jalur yang tepat (on the track).
“Sejak tahun 2022 angka kemiskinan di Provinsi Gorontalo menunjukkan trend penurunan. Tentunya ini menjadi gambaran bahwa upaya yang kita lakukan selama ini tidaklah sia-sia,” terang Wahyudin.
Menurut Wahyudin, salah satu kebijakan strategis dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi fokus Pemprov Gorontalo adalah penurunan pada kemiskinan ekstrem. Kebijakan ini mendorong Pemprov Gorontalo melakukan intervensi penduduk miskin yang berada di jauh di bawah garis kemiskinan.
“Alhamdulillah upaya ini nampak. Secara berkesinambungan jumlah kemiskinan ekstrem di Provinsi Gorontalo terus menurun. Oleh karena itu kami berharap dukungan sinergi seluruh pihak untuk terus berkolaborasi dan bahu-membahu membangun daerah Gorontalo,” imbau Wahyudin.(hasan/gopos)