GOPOS.ID, GORUT – Seiring mendekati hari lebaran Idulfitri. Pemudik yang berusaha melintasi wilayah Gorontalo makin bertambah marak.
Informasi yang dirangkum gopos.id, meski saat ini wilayah Gorontalo menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), arus warga yang hendak melakukan mudik dan melintasi wilayah Gorontalo tak kunjung sepi. Bahkan dalam pekan ini, sedikitnya sudah ada tiga kali upaya untuk melintasi wilayah Gorontalo dengan cara ilegal, digagalkan oleh petugas.
Cara ilegal itu dilakukan beragam. Mulai dari melewati “jalur tikus”, lewat jalur laut hingga menggunakan jasa angkut tronton.
Di perbatasan Gorontalo-Sulawesi Utara, tepatnya di Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut). Di lokasi itu selalu ditemukan ada pelanggara para pemudik oleh petugas perbatasan. Dalam sepekan petugas menemukan pelanggaran dan modus yang sama dengan menggunakan jasa angkut mobil tronton.
Selasa (12/5/2020), ada 2 mobil pemudik ditemukan petugas di angkut mobil tronton. Mobil tersebut disisip di antara deretan mobil-mobil baru.
“Setelah petugas melakukan pemeriksaan ternyata terdapat penumpang 2 orang dan seorang sopir dalam setiap mobil tersebut. Tindakan yang diambil petugas gugus tugas dengan menurunkan penumpang dan mobil di suruh balik arah ke tempat asal mereka di Manado,” Danramil 1314-07/Atinggola, Lettu Inf.Jasrun.
Baca juga: Tak Pernah Keluar Daerah, Seorang Warga Padebuolo, Kota Gorontalo, Positif Corona
Besoknya, Rabu (13/5/2020), sebuah mobil truk jenis Toyota Hino dengan nomor polisi DM 8069 BI dari arah Sulawesi Utara menuju Gorontalo melintas pintu masuk perbatasan. Petugas sempat mencurigai mobil tersebut. Saat diperiksa, sopir truk mengaku mobil hanya membawa barang. Namun saat diperiksa terdapat 1 unit mobil Toyota Agya yang di dalamnya ada dua orang penumpang.
“Kami pun bersama petugas gugus tugas lainnya mengambil tindakan tegas untuk mengembalikan 3 orang warga ke wilayah Sulawesi Utara,” ujar Brigadir Ariyanto, petugas yang berjaga di pos perbatasan.
Di hari yang sama, 11 orang pemudik asal Bitung, Sulawesi Utara diamankan anggota Koramil 1314-07 Atinggola dan petugas gugus yang ada di perbatasan Antinggola, Kabupaten Gorontalo Utara. Mereka diamankan karena berupaya kelabui petugas dengan menerobos masuk ke Gorontalo melalui jalur laut.
Meski selalu ditindaki, aksi nekat para pemudik tetap saja terjadi. Buktinya Kamis (14/05/2020) kejadian serupa terjadi. Personel Brimob Polda Gorontalo berhasil mengamankan dua warga yang disembunyikan di antara mobil-mobil baru. Mobil itu diangkut oleh sebuah truk tronton yang memuat mobil.
Keterangan sopir truk tronton, para penumpang gelap ini meminta tolong untuk mengantarkan mereka ke Palu, Provinsi Sulawesi Tengah
“Kami belajar pada pengalaman semalam dan meningkatkan kewaspadaan juga memperketat pemeriksaan setiap truk barang yang hendak melintas,” ungkap Ariyanto.
Baca juga: Fatwa MUI Tata Cara Salat Idulfitri di Rumah
Wakil Bupati Gorontalo Utara, Thariq Modanggu, mengungkapkan penanganan akses jalur masuk di daerah perbatasan terutama jalan tikus harus diseriusi. Apalagi diketahui sudah ada modus baru yang digunakan para pemudik yang memaksa masuk di daerah Gorontalo.
“Artinya yang paling efektif berpartisipasi dalam penanganan perbatasa terutama jalan tikus itu adalah masyarakat dalam hal ini gugus tugas di tingkat desa. Karena itu yang kami dorong kepada pemerintah desa dan kecamatan untuk mengaktifkan seluruh kekuatan perangkat desa,” kata Thariq.
Dia menjelaskan, jumlah relawan di setiap desa berjumlah 20 orang, misalnya. Ditambah aparat desa kurang lebih ada 4000 relawan diaktifkan. Itu akan menjadi kekuatan yang efektif dalam penanganan akses jalan tikus.
“Kalau ini secara efektif dimanfaatkan ini adalah kekuatan yang besar untuk menahan laju pemanfaatan ruang-ruang sempit atau disebut jalan tikus,” ujar Thariq.(isno/gopos)