GOPOS.ID, GORONTALO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo melalui Gugus Tugas Percepatan Penanangan Covid-19 telah mengirim 78 sample swab ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar. Dari hasil pemeriksaan sebanyak 1 sampel dinyatakan positif. Sementara 46 sampel dinyatakan negatif.
Satu sampel positif Covid-19 merupakan milik Pasien Dalam Pengawasan (PDP) asal Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango. Saat ini kondisi pasien yang sudah sepekan menjalani perawatan di Rumah Sakit Aleoi Saboe (RSAS) Kota Gorontalo itu dalam keadaan baik.
“Jadi masih ada 31 sampel lagi yang sedang dalam proses pemeriksaan laboratorium kesehatan di Makassar,” ujar Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, Senin (13/4/2020).
Menurut Rusli Habibie, sampai dengan Senin (13/4/2020), total orang dalam pemantauan di Provinsi Gorontalo sebanyak 3.093 orang. Dari jumlah tersebut yang telah selesai pemantauan sebanyak 2.377 orang. Dengan begitu masih ada 719 ODP yang masih dalam pemantauan.
“Untuk PDP sebanyak 65 orang. Selesai pengawasan sebanyak 36, sehingga sisa 28 orang,” ungkap Rusli Habibie.
Menurut Rusli Habibie, proses pemeriksaan hasil swab ini memang memakan waktu. Sebab selain keberadaan laboratorium ada di Makassar, waktu pengiriman sampel juga terbatas.
“Kita hanya ada dua yang melayani pengiriman sampel. Yaitu Garuda Indonesia Airlines (GIA) dan Citilink. Akan tetapi tak setiap hari mereka melayani penerbangan dari dan ke Gorontalo dikarenakan kondisi Covid-19 saat ini,” tutur Rusli Habibie.
Oleh karena itu, lanjut Rusli Habibie, Pemprov Gorontalo telah mengusulkan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) agar kiranya pemeriksaan swab bisa dilakukan di laboratorium BPOM Gorontalo.
“Alatnya cukup canggih. Dan kita sudah menyurat ke Kemenkes untuk meminta persetujuan,” kata Gubernur Gorontalo dua periode itu.
Selain itu, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) juga telah menawarkan pemeriksaan di laboratorium yang ada di Kampus II UNG.
“Mudah-mudahan bila ini disetujui maka akan semakin mempercepat dan memudahkan pemeriksaan indikasi Covid-19,” tandas Rusli Habibie.(andi/ari/gopos)