GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Pemerintah Kota Gorontalo terus memfokuskan penanganan masalah air bersih dan sanitasi. Upaya itu mendapat dukungan dari Uni Eropa melaui program Climate Resilent and Inclusive Cities (CRIC) .
Wali Kota Gorontalo, Marten Taha mengatakan Climate Resilent and Inclusive Cities (CRIC) merupakan projek yang didanai oleh Uni Eropa dan pernah dilaksanakan pada sepuluh kota percontohan di Indonesia. Hasilnya berbagai kegiatan digelar salah satunya penyusunan rencana aksi iklim.
“Sebelumnya telah disusun laporan kajian perkotaan untuk 10 kota yang berfungsi sebagai dokumen dasar bagi kota-kota untuk menganalisis isu-isu prioritas di tingkat makro dan strategis. Dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah jangka menengah Kota Gorontalo telah dibuat program strategis yang mendukung program tersebut,” kata Marten Taha pada penyusunan konsep rencana aksi dan hasil perhitungan inventarisasi, Gas Rumah Kaca (GRK yang difokuskan untuk mengatasi masalah air bersih dan sanitasi, Senin (11/4/2022).
Wali Kota Gorontalo dua periode ini melanjutkan, fokus pemerintah kota Gorontalo sebagaimana dimuat dalam RPJMD Kota Gorontalo ialah mengatasi masalah pengelolaan limbah dan persampahan, polusi udara, sistem peringatan dini untuk bencana yang berhubungan dengan perubahan iklim, serta air sanitasi.
“Kota Gorontalo sejak awal project CRIC ini hadir, telah fokus mengambil isu terkait air dan sanitasi, karena melihat kondisi geografis daerah yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Ketersediaan air bersih dan sanitasi di musim hujan seperti saat ini, menjadi faktor utama perhatian pemerintah Daerah,” pungkasnya.
Selanjutnya pemerintah kota Gorontalo sudah menggelar beberapa tahapan pelatihan. Yang pertama pelatihan inventarisasi GRK. Yang kedua pelatihan penyusunan baseling gas rumah kaca dengan target penurunan emisi di Kota Gorontalo. Dan yang ketiga ialah latihan penyusunan konsep rencana aksi dan hasil perhitungan gas rumah kaca di hotel Aston Gorontalo. (Sari/gopos)