GOPOS ID, LIMBOTO – Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo, resmi kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, mengungkapkan hal tersebut karena sesuai arahan Pemerintah pusat yang diinformasikan pada hari kemarin dan pemerintah daerah melaksanakan hal tersebut.
“Arahannya kita ikuti dan kita sesuaikan namun ada sedikit pelonggaran yakni hanya sekitar 50% saja,” ungkap Nelson ditemui di Rumah Dinas Bupati Gorontalo, Selasa (10/8/2021).
Sementara itu secara terpisah beberapa pedagang memberikan komentar terkait perpanjangan PPKM yang terus diperpanjang. Mereka buka suara suara soal perpanjangan PPKM yang belum berhenti hingga sekarang ini.
Sugeng (40) Pedagang siomay asal Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto ini mengaku saat ini dirinya sangat terhambat dalam segi ekonomi dikarenakan adanya PPKM. Sebab dalam sehari saja dirinya susah mendapatkan pembeli dikarenakan sepi.
“Untung-untungan dapatnya 200rb/hari namun ini saja sudah susah,” ungkapnya ditemui gopos.id, Selasa (10/8/2021).
Sugeng mengatakan, biasanya kalau dihari biasa sebelum PPKM dirinya bisa menjual habis seluruh dagangannya, namun saat ini untuk habis saja sudah susah ditambah lagi dengan pendapat yang kurang.
“Ya kalau tidak jualan mau bagaimana lagi ini satu satunya penghidupan saya disini,” lanjutnya.
Tak sampai disitu drinya juga mengatakan setuju terhadap penerapan PPKM oleh pemerintah untuk menurunkan angka Covid-19, apalagi informasi yang dirinya dapat katanya penerapan PPKM ini menurunkan angka Covid-19 di Indonesia.
“Ya kalau terus diperpanjang apa boleh buat, kami para pedagang sudah pasrah dengan keadaan seperti ini,” terangnya.
dirinyapun membeberkan selama ini tak pernah mendapat bantuan dari pihak pemerintah daerah soal dampak dari Pandemi Covid-19.
“Saya pernah dengar ada beberapa bantuan yabg dibagikan namun sampai saat ini saya belum dapat,” katanya.
Terakhir dirinya berharap agar pemerintah dapat memperhatikan pedagang kecil sepertinya sehingga kedepannya dirinya tak akan susah dalam mencari penghasilan.
Sama halnya dengan Sugeng, Ervina Abdul (38) pedagang aksesoris sekaligus pedagang makanan ini mengungkapkan, sebelum adanya PPKM ini dirinya bisa menghabiskan 15 kaleng susu untuk dijadikan minuman susu dan menghabiskan 3-5 ekor ayam untuk dijadikan nasi lalapan.
“Namun setelah adanya PPKM, 100rb saja sudah susah, susu hanya bisa sampai 1-2 kaleng saja dan ayam tak habis 1 ekor,” terangnya.
Ervina membeberkan, di hari biasa dirinya bisa menjual sampai larut malam dan bahkan menghabiskan dagangannya, namun terbalik untuk saat ini sudah tak seperti dulu lagi.
“Saya kini memiliki usaha sampingan yakni berjualan aksesoris. Namun untungnya pun tak seberapa. Ya mau bagaimana lagi sudah, beginilah keadaan saya, kami pedagang pun sudah pasrah,” bebernya.
Tak sampai di situ dirinya mengatakan, sudah ada beberapa temannya yang memilih untuk tutup usaha dan ada yang beberapa yang biasa berjualan dari pagi hingga malam namun saat ini hanya berjualan di sore hari saja sampai jam 21:00 WITA saat PPKM berakhir.
“Memang saya sekali sempat mendapat bantuan namun itu saja kurang cukup,” tegasnya.
Ervina menerangkan, dirinya memang setuju soal penerapan PPKM namun dirinya mengharapkan alangkah bijaknya kalau pemerintah tetap membuka dan tak membatasinya.
“Lebih baik dibuka saja, namun Soal penerapan protokol kesehatan tetap dijaga, jujur ini sudah sangat menyusahkan,” katanya.
“Mau bagaimana lagi kalau keadaan sudah begini,” tandasnya.(Putra/gopos)