GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Pasar Sentral Kota Gorontalo ditargetkan rampung pada tahun 2022 ini.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wali Kota Gorontalo, Marten Taha saat melakukan peninjauan pasar sentral Kota Gorontalo, Senin (3/1/2022).
“Sesuai kontrak pelaksanaan pembangunan sampai Agustus atau September 2022,” ungkapnya usai peninjauan.
Marten menjelaskan, jika melihat progres pembangunan yang ada saat ini baru mencapai 27 persen dalam waktu dua bulan ini. Namun jika dilihat dari kwalitas serta progres ini sangat bagus.
“Sebenarnya saya janjikan akhir tahun 2021 ini rampung namun ini diluar perhitungan kita, saya tidak pernah memikirkan akan tertunda, olehnya saya berharap pada kontraktor jangan kendor,” jelasnya.
Lanjutnya, pihaknya yakin pembangunan pasar ini akan rampung tepat waktu, namun yang diinginkan pihaknya kepada pekerja ialah kwalitas dan ketepatan waktunya mesti dipadukan dengan baik.
“Agar nantinya para pedagang bisa segera menghuni tempat ini, namun bersabar dulu untuk sementara waktu,” katanya.
“Karena pasar ini ikon kota Gorontalo yakni pasar tradisional berbentuk modern,” imbuhnya.
Selain itu fasilitas yang diberikan dalam pasar ini salah satunya ialah adanya pengamanan kebakaran disemua titik area pasar serta dilengkapi dengan smoke control atau pengontrol asap agar bebas dari asap rokok.
“Namun ada beberapa tempat yang disediakan untuk merokok, hal ini dilakukan untuk menjaga kwalitas bangunannya,” pungkas Marten.
Baca Juga: Mulai Esok, Sekolah di Kota Gorontalo Buka 100 Persen
Sementara itu, ditempat yang sama Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksanaan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Gorontalo sekaligus penggunaajawab pembangunan Pasar Sentral Kota Gorontalo mengatakan jika dilihat dari progres yang ada ini akan rampung tepat waktu.
“Karena progresnya diatas rencana, jadi kalau lancar ini bisa selesai,” katanya.
Lanjutnya, kendala yang ada saat pembangunan ini ialah seperti pengiriman material dari luar daerah yang masih terkendala dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan segi mobilisasi.
“Ini yang membuat sedikit adanya keterlambatan sebab seperti stok baja ringan tak mencukupi di dalam daerah,” tutupnya. (Putra/Gopos)