GOPOS.ID, BONE BOLANGO – Kegiatan penamatan sekolah tingkat TK, SD dan SMP di Bone Bolango mulai mendapat protes keras. Hal ini menyusul mulai adanya surat keberatan dari orang tua siswa kepada Bupati Bone Bolango, Hamim Pou dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Andriean Andjar terkait masalah tersebut.
“Teruntuk Bupati Bone Bolango dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bone Bolango. Kami selaku orang tua siswa-siswi di wilayah Bone Bolango merasa perlu memberikan masukan ke Pemerintah Daerah terkait pelaksanaan penamatan dan penerimaan raport siswa baik TK, SD dan SMP yang saat dilaksanakan seperti membuat hajatan besar dan dimnta himbauan untuk pelaksanaannya,”tulis salah seorang perwakilan orang tua siswa pada pesan elektroniknya.
Lebih lanjut orang tua siswa tersebut meminta pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bone Bolango untuk meminimalisir hal tersebut di lingkungan sekolah dengan membuat edaran agar tidak membuat acara yang mewah. Ia menilai dengan kegiatan tersebut orang tua siswa terbebani padahal acara seperti itu tidak memiliki manfaat langsung tapi bisa jadi mudaratnya yang di dapat.
“Mohon dipertimbangkan di wilayah Bone Bolango tidak ada kegiatan mewah-mewahan untuk penamatan dan penerimaan raport. Kami orang tua, merasa sangat terbebani. Salam sehat untuk Bapak Bupati Hamim Pou. Semoga hal ini bisa menjadi perhatian Bapak Bupati dan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Ini suara hati orang tua siswa,”ujarnya.
Laporan itu pun langsung ditanggapi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bone Bolango, Andriean Andjar. Ia mengakui penamatan sekolah di Kabupaten Bone Bolango banyak digelar. Namun undangannya sebagian besar dilaksanakan di sekolah dengan prosesi yang sederhana. Tetapi masukan ini menurutnya akan menjadi perhatian.
“Hal ini sudah menjadi perhatian kami. Alhamdulillah, pada bulan Juni ini, sudah puluhan Satuan Pendidikan di Bone Bolango yang mengadakan penamatan dan mengundang kami untuk hadir. Hampir semua dilaksanakan di sekolah dalam keadaan sederhana,”ujar Kadis Andjar.
Ia menegaskan pada kegiatan penamatan yang sekolah tampilkan hanya atraksi dan tarian siswa, hafalan Alquran dan asmaul husna. Tendanya pun sederhana, pakai kursi plastik, bahkan sebagian dilaksanakan di Aula Sekolah atau kelas yang sekatnya dibuka.
“Kami sangat paham dengan kondisi sekolah dan orang tua. Sehingga, setiap informasi yang masuk, langsung kami konfirmasi kebenarannya. Jika terbukti benar, tentu akan disikapi secara proporsional oleh Dinas,”tegas Andjar.
Ia mengatakan penamatan kelas yang terkesan mewah mungkin ada di tempat lain. Akan tetapi di Bone Bolango sejauh ini sudah puluhan sekolah yang mengundang dan dihadiri semua kegiatanya hanya dilaksanakan di sekolah dengan memakai seragam sekolah, tanpa toga dan baju wisuda.
“Itupan bersama orang tua dan sangat sederhana. Kalau di halaman pakai tenda dan kursi plastik. Ada yang di aula sekolah atau kelas yang sekatnya dibuka. Tapi sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab, sudah diumumkan juga di grup Kepala Sekolah se Kabupaten Bone Bolango,”katanya.
Sementara itu, Bupati Bone Bolango, Hamim Pou menegaskan tidak bisa ada pungutan yang memberatkan untuk Siswa. Ia pun turut angkat suara terkait permasalahan tersebut. Ia meminta agar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk menginstruksikan dan melarang penamatan yang memberatkan.
“Beritahu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk melarang penamatan yang memungut biaya dan memberatkan siswa,”tegasnya. (Indra/Gopos)