GOPOS.ID, SUWAWA – Penggunaan transaksi digital dengan QR Code Indonesia Standard (QRIS) untuk mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Bone Bolango terus digalakkan.
Kepala Badan Keuangan dan Pendapatan Asli Daerah (BKPAD) Bone Bolango, Jusni Bolilio, mengatakan penggunaan QRIS untuk PAD di Bone Bolango sudah diberlakukan di beberapa sektor. Antara lain pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, retribusi parkir, retribusi wisata, retribusi pasar, dan retribusi persampahan.
“QRIS ini sudah mulai kita galakkan sejak 5 bulan terakhir. Ada juga yang lain tetapi masih tahap sosialisasi misalnya retribusi pertanian dan pajak restoran,” kata Jusni.
Jusni Bolilio mengungkapkan, hingga Jumat (6/8/2021) total pendapatan PAD Bone Bolango melalui QRIS sebesar Rp34,5 juta. Instansi terbesar penyumbang adalah BKPAD, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian, Dinas Koperasi Perdagangan dan UMKM.
Jusni Bolilio menambahkan, penggunaan QRIS bukan hanya untuk retribusi parkir, akan tetapi juga bisa digunakan untuk pembayaran zakat dan infaq.
“Kemarin dalam festival ekonomi syariah di Bank Indonesia Bone Bolango meraih peringkat 1 untuk pendapatan zakat sector masjid yang diraih oleh Masjid Baitul Haq Islamic Center,” ujar Plt Asisten II Setda Kabupaten Bone Bolango itu.
Jusni Bolilio menuturkan, pihaknya terus berusaha dan memacu penggunaan QRIS disemua sector. Namun Ia juga menilai masih banyak kendala sebab belum semua masyarakat menggunakan aplikasi dompet digital tersebut.
“Oleh karena itu seluruh petugas kita minta untuk langkah pembayaran awal masyarakat diarahkan menggunakan QRIS tapi jika masyarakat belum memiliki aplikasi bisa melakukan pembayaran tunai. Kami yakin jika tiap hari masyarakat mengetahui dan mulai paham terkait penggunaan QRIS akan semakin masif penggunaannya,” tutur Jusni.
Selain itu Jusni Bolilio juga rencananya akan melakukan survei kepuasan masyarakat terhadap penggunaan QRIS setelah pelaksanaan sosialisasi ditengah masyarakat. Ia menyebutkan selama ini penilaian masyarakat sangat baik dan menyatakan penggunaan QRIS lebih bagus dibanding pembayaran tunai.
“Karena menurut mereka ditengah pandemic pembayaran secara non tunai lebih aman untuk menghindari penyebaran covid-19,” kata Jusni.
Jusni Bolilio berharap layanan QRIS bisa terus digunakan oleh masyarakat, bisa terus meningkatan pendapatan asli daerah, serta mengharapkan bantuan publikasi media terkait penggunaan QRIS agar masyarakat lebih mengetahui selain sosialisasi yang dilakukan oleh pihak terkait.(Indra/gopos)