Ada pepatah yang mengatakan, “cinta tumbuh karena sering bertemu”. Begitulah yang dialami Y dan V, oknum kepala desa (kades) dan oknum bendara desa, di wilayah Kecamatan Popayato Timur, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.
Lantaran sering bertemu, benih cinta pun bersemi di hati Y dan V. Sayangnya, jalinan asmara dua sejoli itu melanggar norma. Y diketahui telah beristri. Ahasil, urusan privasi oknum kades dan oknum bendahara, itu berujung demonstrasi. Warga desa setempat kesal dan menutut oknum kades meletakkan jabatan.
Cerita asmara gelap yang menjerat Y dan V bermula pada 2015. Kala itu Y, terpilih dengan suara mayoritas pada pemilihan kepala desa (Pilkades).
Tak ubahnya kepala daerah, sehari setelah dilantik, Y langsung menyusun kabinet. Y mempercayakan V menduduki jabatan bendahara desa.
Hubungan antara Y dan V, kala itu hanya sebatas masalah pemerintahan. Sebagai kepala desa sekaligus penanggung jawab pengelolaan dana desa, Y selalu meminta laporan yang dibuat V. Sebaliknya V yang mengatur segara urusan yang berkaitan dengan keuangan desa, senantiasa berkoordinasi dengan Y selaku kades.
Baca juga: Pulang Umrah, Seorang Warga Gorontalo Diisolasi di RSAS
Usia Y dengan V yang tidak terpaut terjauh, membuat keduanya mudah akrab. Dari sebelumnya saling sapa “Bapak” dan “Ibu”, berganti menjadi “Kakak” dan “Adek”.
Hubungan yang akrab itu lama-lama kelamaan membuat Y menaruh hati terhadap V. Apalagi V memiliki paras yang cukup ayu. Matanya yang berbinar dibalut dengan pipi yang chubby, serta dagu yang tirus, tentu membuat laki-laki normal akan melirik. Pesona yang dimiliki V makin bertambah dengan untaian rambut hitam sebahu.
Sebaliknya Y juga tak kalah gagah. Berwajah oval, hidung mancung, dengan tinggi dan badan yang proporsional. Berbekal penampilan yang dimiliki, Y berhasil menggaet hati V.
Di sisi lain, Y yang sudah dimabuk asmara, tidak menyadari bila dirinya telah memiliki istri yang sah. Bahkan dari pernikahannya itu, ia telah dikarunai seorang buah hati.
Sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat akan jatuh pula. Cinta terselubung di antara oknum kades dan oknum bendahara desa lambat laun diketahui warga. Puncaknya ketika foto-foto mesra oknum kades dan oknum bendahara desa tersebar ke kalangan warga. Sontak warga pun marah atas ulah yang dianggap tabu tersebut.
“Kitorang (kami) mau oknum kades diberhentikan,” ucap sejumlah warga.
Sementara itu oknum kades saat dihubungi gopos.id, mengaku bersedia bertangung jawab dan menjelaskan terkait dugaan perselingkuhan yang dialamatkan kepadanya.
“Saya siap menjelaskan dan mempertanggungjawabkan apa yang saya sampaikan,” tegasnya.(Ramlan/Gopos).