GOPOS.ID, GORONTALO – Peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap di wilayah Provinsi Gorontalo terus digenjot. Peran Pusat pelayanan masyarakat (Puskesmas) menjadi kunci penting dalam peningkatan cakupan imunisasi.
Langkah itu ditempuh dengan memaksimalkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), kader kesehatan hingga menyambangi langsung masyarakat secara door to door.
Tak hanya di kota besar. Penurunan cakupan imunisasi dasar akibat pandemi Covid-19 ikut terjadi di wilayah Gorontalo. Kekhawatiran terpapar Covid menjadi salah satu faktor utama orang tua enggan membawa anaknya untuk mengikuti imunisasi.
Namun hal itu tak membuat tekad untuk mewujudkan imunisasi dasar lengkap bagi anak di Gorontalo menjadi kendor. Percepatan peningkatan capaian imunisasi dasar bagi anak digenjot dengan memaksimalkan peran Puskemas.
Kepala Puskesmas Kota Utara, Kota Gorontalo, dr. Ainsyah Harun, menjelaskan layanan imunisasi bagi bayi 0-9 bulan dan anak Sekolah Dasar (SD) di Puskesmas Kota Utara kembali dilakukan secara normal, setelah sebelumnya mengalami perubahan pelayanan akibat pandemi Covid-19.
“Pelayanan imunisasi anak di Posyandu di setiap kelurahan berlangsung mulai tanggal 1-20. Sementara di Puskesmas setiap hari Selasa. Jadwalnya satu minggu satu kali. Pelayanan imunisasi di Puskemas mulai dari awal bulan hingga akhir bulan. Jadwalnya sudah kita sudah normalkan dengan ketentuan protokol kesehatan (Prokes),” kata dr. Ainsyah Harun, Selasa (12/4/2022)
Untuk ketersediaan vaksin, dr. Ainsyah Harun memastikan senantiasa tersedia. Adapun stok vaksin Januari-Maret di Puskemas Kota Utara yakni hepatitis B (HB-1) sebanyak 49 dosis. BCG sebanyak 86 vial. DPT/HB/HIB sebanyak 116 vial. IPV sebanyak 80 vial. OPV sebanyak 92 vial. MR sebanyak 131 vial. DT sebanyak 17 vial. Serta TD sebanyak 103 vial.
“Kita pernah kekurangan stok vaksin pada awal 2020. Memang ada keterlambatan pengiriman vaksin, tapi itu tidak berlangsung lama. Alhamdulillah sampai sekarang stoknya ada terus,” imbuh dr. Ainsyah Harun.
Lebih lanjut dr. Ainsyah Harun mengatakan, pihaknya pernah menangani kasus anak yang menderita TBC lantaran tak diimunisasi.
Baca juga: Lengkapi Imunisasi Dasar Anak yang Tertunda Lewat Imunisasi Kejar
“Pernah ada satu anak yang menderita penyakit lantaran tidak imunisasi. Dia kena TBC, itu kami rawat sempat masuk dipoli,” ungkapnya.
Menurut dr. Ainsyah Harun, Puskesmas Kota Utara terus gencar melakukan sosialisasi pentingnya imunisasi. Sebab masih dijumpai ada orang yang tak ingin anaknya diimunisasi.
“Ada orang tua yang tidak ingin anaknya diimunisasi, kami tidak bisa paksakan. Ada juga anak yang tidak bisa diimunisasi sesuai dengan keterangan dokter spesialis anak,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Puskesmas Limboto, Kabupaten Gorontalo, Nurhijjah Pakaya, menjelaskan pelayanan imunisasi dilakukan pihaknya setiap bulan dengan turun langsung ke lapangan. Pelayanan dilakukan di beberapa kelurahan.
“Di setiap kelurahan terdapat pos pelayanan imunisasi,” ungkapnya diwawancarai gopos.id, Sabtu (9/4/2022).
Mengenai stok vaksin imuniasi, Nurhijjah memastikan, ketersediaan di Puskesmas Limboto tersedia dalam jumlah cukup. Demikian pula kasus bayi atau anak yang menderita penyakit karena tidak diimunisasi. Menurut Nurhijjah di Puskesmas Limboto, sejauh ini dirinya belum menemukan bayi balita yang menderita penyakit karena tidak diimunisasi.
“Memang ada beberapa bayi balita yang menderita penyakit namun bukan karena tidak diimunisasi. Kemudian belum ada laporan terkait hal tersebut,” ucapnya.
Lebih lanjut, Nurhijjah mengakui, pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap pelayanan imunisasi. Terutama pada kunjungan bayi balita ke Posyandu maupun Puskesmas.
Untuk mengatasi mengatasi hal tersebut pihaknya melakukan kunjungan, sweeping secara door to door ke setiap kelurahan. Kegiatan itu dilakukan bersama para kader Posyandu.
“Selain itu kita juga melakukan sosialisasi antar lintas sektor di kecamatan maupun kelurahan dengan sasaran bayi balita. Tentunya ke tempat yang bisa di jangkau,” jelasnya.
Selain itu untuk meningkatkan imunisasi di tengah Pandemi Covid-19, Puskesmas Limboto mengadakan pos pelayanan imunisasi di 14 kelurahan di Kecamatan Limboto. Pada pos pelayanan tersebut terdapat petugas dari puskesmas baik petugas gizi, imunisasi, bidan, dan pelayanan terhadap ibu hamil. Di setiap kelurahan ada 2-3 titik pos pelayanan Posyandu.
“Harapannya kami dapat meningkatkan sosialisasi terhadap masyarakat untuk meningkatkan kunjungan masyarakat ke posyandu terutama terhadap bayi balita serta memberikan edukasi kepada mereka,” tandasnya.
Seksi Survailans dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Erni Niraini Mansyur mengatakan, pemberian imunisasi kepada anak sangatlah penting. Banyak jenis penyakit bisa dicegah melalui program imunisasi.
“Seperti penyakit campak, penyakit diteri, tetanus, hepatitis B, kanker mulut rahim dan berbagai jenis penyakit lainnya yang hanya dapat dicegah melalui pemberian imunisasi,” kata Erni saat dikonfirmasi gopos.id, Selasa (12/4/2022).
Erni menjelaskan, pemberian vaksin atau imunisasi kepada anak dengan beberapa fase. Pemberian imunisasi dimulai sejak anak usia 1 bulan dengan jenis vaksin yaitu BCG dan Polio 1), usia 2 bulan diberikan DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2, usia 3 bulan diberikan DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3, usia 4 bulan diberikan DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik, dan usia 9 bulan diberikan (Campak atau MR).
Baca juga: Imunisasi Dasar Anak Tak Ada Ruginya
“Kemudian ditambah yang lanjutan alias boster. Imunisasi boster diberikan ketika dia usia 18 bulan atau 1 tahun setengah. Jenis vaksin yang diberikan yaitu DPT-HB-Hib dan Campak/MR. Setelah itu imunisasi rutinnya sudah lengkap,” kata Erni.
Pemberian imunisasi kembali akan diberikan kepada anak saat kelas 1 SD/madrasah/sederajat dengan vaksin DT dan Campak/MR, kelas 2 dan 5 SD/madrasah/sederajat diberikan (Td).
Erni menerangkan, tujuan pemberian imunisasi untuk memberikan kekebalan tubuh untuk mencegah angka pesakitan hingga kematian yang disebabkan oleh penyakit yang hanya bisa dicegah melalui imunisasi.
Saking pentingnya imunisasi ini, kata Erni, anak yang tidak sempat mendapatkan imunisasi pada waktu tertentu akan diberikan imunisasi sesuai jenis imunitas yang dilewati untuk dilengkapi. Sebab capaian imunisasi dasar lengkap Gorontalo pada 2021 untuk anak hanya mencapai 81,1 persen dari harapan capaian 90 persen.
“Itu karena yang tidak mendapatkan vaksinasi akan berisiko tinggi makanya dia itu sebagai drop out jadi itu akan di-sweeping untuk dilengkapi imunisasinya oleh petugas,” katanya.
Terakhir Erni mengajak seluruh masyarakat Gorontalo yang belum melakukan imunisasi terhadap anak-anaknya untuk dapat memanfaatkan pelaksanaan Pekan Imunisasi Dunia yang akan dilaksanakan mulai 17 April sampai dengan 22 April. Pada pelaksanaan ini, peserta atau masyarakat bisa melakukan imunisasi kejar bagi yang terlambat atau belum pernah melakukan imunisasi terhadap anaknya atau memberikan imunisasi tambahan untuk jadwal yang terlewat. (sa/putra/hajir/gopos)