GOPOS.ID, BLITAR – Wali Kota Blitar, Santoso mengajak para santri di Kota Blitar untuk menjauhi paham radikalisme. Karena paham itu bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri Seminar Anti Radikalisme yang diikuti oleh ratusan santri yang digelar di Aula Kantor Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar, Senin (24/10/2022).
Santoso mengatakan, paham radikalisme itu merupakan ajaran yang berbahaya. Alasannya, paham itu bertentangan dengan ideologi Pancasila yang menjadi falsafah hidup bagi bangsa.
“Oleh karena itu santriwan-santriwati di Kota Blitar diberikan sosialisasi terkait dengan materi ini (anti radikalisme),” katanya.
Mantan Wakil Wali Kota Blitar ini menjelaskan, guna penyampaian materi yang diberikan kepada para santri bisa tertangkap dengan optimal, maka didatangkan langsung mantan narapidana terorisme (Napiter) untuk memberikan materi.
“Napiter ini yang berkaitan erat dengan radikalisme, sehingga nanti menjelaskan pengalaman-pengalaman, paham-paham yang dilarang oleh negara ini. Dan nanti bisa menjadi bekal berharga bagi santri,” jelasnya.
Lebih lanjut, mantan Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar ini mengungkapkan, pada saat para santri belajar ilmu agama juga harus berhati-hati. Sebab, jangan sampai salah memilih guru yang bisa berakibat salah penjabaran Al-quran dan Hadist.
Menurutnya, saat ini Pemkot Blitar terus membangun kewaspadaan agar paham radikalisme tidak berkembang luas. Sehingga orang yang pernah terpapar tidak kambuh kembali dan membawa dampak buruk yang lebih luas.
“Maka seminar ini juga merupakan langkah untuk mengantisipasi agar paham ini tidak ada perkembangan lebih lanjut,” ujarnya.
Sosialisai anti radikalisme, kata dia, tidak hanya menyasar para santri. Melainkan juga diberikan kepada para pemuda secara rutin untuk menangkal paham radikalisme.
“Kami juga berkolaborasi dengan TNI dan Polri yang menjadi marasumber untuk sosialisasi kepada para pemuda. Sehingga jangan sampai pemuda dan santri) terinfiltrasi paham radikalisme,” pungkasnya. (mt/adv/gopos)