GOPOS.ID, MONANO – Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) merupakan penentu tercapainya kedaulatan energi di Indonesia yang berbasis lahan diluar kawasan hutan negara. Tak heran jika inovasi tersebut menjadi prioritas pemerintah saat ini.
Pemenuhan energi dari dalam negeri, akan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil terutama yang berasal dari minyak dan batubara. Itu dengan memanfaatkan energi terbarukan yang berasal dari tanaman jenis lamtoro, gamal dan biofera untuk pengembangan EBT.
Dengan pengembangan EBT berbasis lahan, maka Bangsa Indonesi mampu memenuhi kebutuhan energi dari dalam negeri.
Sebagai Perusahaan Listrik Negara (PLN), meluncurkan program transformasi PLN. Salah satunya adalah inisiatif Green dimana PLN akan mendorong dan mempercepat eksekusi program Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia.
Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) misalnya. Salah satu daerah yang berada di wilayah utara di Provinsi Gorontalo, menjadi daerah pengembangan EBT yang merupakan program Nasional dari PT PLN (Persero).
“Jadi PLN akan mengadakan kegiatan yaitu pengembangan EBT. Rencana pengembangan itu diawali dengan sosialisasi ke masyarakat, apa manfaat dari EBT tersebut,” kata Ridwan saat menghadiri sosialisasi EBT di Kecamatan Monano, Kabupaten Gorontalo Utara kemarin.
Menurutnya, manfaat dari EBT ini yang bersumber dari tumbuhan lamtoro sangat mengurangi pemakaian batu bara oleh pihak PLN. Selain itu hasil penanaman pohon lamtoro juga akan berdampak pada sektor peternakan. Dengan memanfaatkan daun dari tanaman lamtoro dijadikan makan ternak.
Disisi lain juga pengaruh besar dalam pengembangan EBT, pada peningkatan perekonomian masyarakat. Sebab dengan begitu lapangan pekerjaan akan terbuka luas dan dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar.
“Saya kira ketika program ini terlaksana, sudah pasti peningkatan ekonomi masyarakat akan meningkat. Yang tadinya masyarakat hanya bercocok tanam jagung, sekarang sudah menuju ke industri,” jelas Ridwan.
Namun lanjut Ridwan, jagung pun tidak akan diabaikan oleh petani kebun. Disamping menanam kayu yang menjadi bahan baku dari PLTU itu sendiri.
Ditanya terkait permintaan pihak PLN terhadap luas lahan sekitar 600 hektar itu. Kata Ridwan, itu bisa saja dipenuhi kalau dilihat dari luas lahan di Gorontalo Utara. Khususnya di dua wilayah Kecamatan Monano dan Anggrek.
Bahkan di wilayah Kecamatan Sumalata saja, Ridwan mengatakan. Sudah ada beberapa masyarakat yang menginginkan kalau bisa lahan mereka dapat digunakan untuk pengembangan EBT.
“Nanti kita lihat perkembangannya. Saya kira PLN juga akan lebih respon ketika ada pengembangan kawasan penanaman. Karena ini sangat baik untuk memelihara debit air. Apalagi Gorut dengan rawan banjir, sehingga dengan penanaman ini akan meminimalisir banjir dan ekonomi juga akan meningkat,”ujarnya. (isno/gopos)