GOPOS.ID, GORONTALO – Imbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak hanya mempengaruhi tingkat inflasi di Gorontalo. Melainkan turut memicu penurunan pendapatan petani.
Mahalnya biaya transportasi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi mendorong naiknya biaya yang dikeluarkan oleh petani dari segi produksi dan konsumsi rumah tangga dibandingkan dengan pendapat yang diperoleh dari sektor pertanian.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, dari hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Gorontalo pada September 2022, NTP mengalami penurunan sebesar -0,33 persen dibandingkan NTP Agustus 2022,
yaitu dari 103,20 menjadi 102,86.
“Penurunan NTP pada September 2022 disebabkan oleh naiknya indeks harga hasil produksi pertanian lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian,” ujar Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif, Senin (3/10/2022).
Penurunan NTP September 2022 dipengaruhi oleh turunnya NTP di empat subsektor pertanian,
yaitu NTP subsektor hortikultura sebesar -4,45 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat
sebesar -1,75 persen, subsektor peternakan sebesar -0,12 persen, dan subsektor perikanan sebesar -1,02 persen.
“Sedangkan kenaikan hanya terjadi pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,60 persen,” ujarnya. (muhajir/gopos)