GOPOS.ID, GORONTALO – Capaian gemilang ditorehkan Provinsi Gorontalo. Selang 6 bulan (September 2018-Maret 2019), angka kemiskinan di Provinsi Gorontalo menurun menjadi 15,52 persen.
Meski begitu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo tak mau jemawa atas keberhasilan tersebut. Sebaliknya, Pemprov Gorontalo di bawah kepemimpinan Gubernur Rusli Habibie dan Wakil Gubernur Idris Rahim tetap fokus menjalankan 8 program unggulan. Tujuannya untuk menekan angka kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim mengatakan, penurunan angka kemiskinan di Provinsi Gorontalo merupakan dampak dari komitmen Pemprov Gorontalo dalam melaksanaan program pembangunan yang prorakyat.
“Hal itu terlihat dari rilis BPS yang menyebutkan, penurunan angka kemiskinan lebih dominan dipengaruhi oleh komoditi makanan,” kata Idris Rahim.
Baca juga: Penduduk Miskin Gorontalo Berkurang 2 Ribu Orang
Menurut Idris Rahim, sesuai data yang ada, program yang dilaksanakan Pemprov Gorontalo memberi kontribusi besar terhadap penurunan kemiskinan. Seperti Bantuan Pangan Non Tunai Daerah, Pasar Murah, Bantuan Benih, Pendidikan Gratis hingga bantuan Rumah Hunian Idaman Rakyat.
“Kedepan kita akan tetap fokus pada program prorakyat sehingga kemiskinan di Gorontalo akan terus menurun,” tandas Idris.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat ada lima jenis komoditi makanan yang berpengaruh paling besar terhadap nilai garis kemiskinan di Gorontalo. Baik di perkotaan maupun perdesaan. Komoditi tersebut yakni beras, roti, kue basah dan kering, ikan, dan cabe rawit.
Sedangkan untuk komoditi non makanan yang paling dominan adalah perumahan, pendidikan, angkutan di perkotaan dan bensin di perdesaan.
Sementara itu dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat dan menekan angka kemiskinan, Pemprov Gorontalo meluncurkan 8 program unggulan. Meliputi, pendidikan gratis lebih berkualitas. Kesehatan gratis lebih prima. Infrastruktur lebih merata. Ekonomi kerakyatan lebih meningkat. Pemerintahan lebih melayani. Agama dan budaya lebih semarak. Pariwisata lebih mendunia serta lingkungan lebih lestari.(hasan/gopos)