GOPOS.ID, GORONTALO – Sebagai tokoh Gorontalo yang mendapat gelar adat atau Pulanga, Rachmat Gobel sudah seharusnya dapat menjaga tutur yang diucapkan.
Terkait dengan ucapan Rachmat Gobel pada video yang berdurasi 37 detik dimana di dalamnya berisi ucapan bahwa Rusli Habibie penipu, lembaga adat Gorontalo angkat bicara.
“Seorang yang sudah diberikan pulanga itu sebenarnya pembatas, sudah dibentengi untuk menjaga perkataannya dan sikapnya,” kata Ketua Lembaga Adat Kota Gorontalo, Abdullah Paneo, saat konfrensi pers, Minggu (7/4/2019).
Diakuinya, memang percakapan itu berada di ruang lingkup tertentu, tapi batasan untuk menjaga perkataan dan sikap harus tetap diperhatikan oleh seseorang yang telah memangku gelar Pulanga.
Apalagi diera teknologi sekarang ini, perbincangan terbatas bisa begitu mudah menjadi konsumsi publik.
“Kalau era–era dulu kita tidak terasa, tapi era era digital sekarang begitu mudahnya diviralkan. Makanya kita lebih hati-hati,” lanjut Abdullah Paneo.
Hal senada diungkapkan Baa’te lo Hulondalo Karim Laiya. Menurutnya, seseorang yang sudah diberi gelar pulanga harus berhati-hati dalam berprilaku dan bersikap. Karena gelar pulanga itu diberikan berdasarkan 5 aspek.
“Kalau kita bicara tentang seseorang yang akan diberikan penghargaan adat pulanga, dilihat dari lima segi. Yakni pahawe (perilaku), o’oliyo’o (ketekunan dalam agama), motolongala’a (bagaimana bermasayarakat dan kekeluargaan), motonggo lipu (berpemerintahan) dan ilmota (prestasi atau kontribusi untuk daerah)” kata Karim Laiya
Hanya saja, terkait sikap lembaga adat terhadap pelanggaran perilaku dan perkataan yang dilakukan oleh seseorang yang memangku Pulanga, harus dibicarakan secara bersama oleh Limo Lo Pohala’a.
“Setelah itu dibicarakan secara bersama, kemudian akan ada titik temu. Sikap kita di Limo Lo Pohala’a itu bagaimana” ujar Karim Laiya. (tim/gopos)