GOPOS.ID, GORONTALO – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Provinsi mengapresiasi capaian tingkat partisipasi pemilih KPU Kota Gorontalo dalam penyelenggaran Pemilu 14 Februari 2024. Diharapkan capaian positif tersebut bisa kembali terulang pada pelaksanaan Pemilihan Wali Kota-Wakil Wali Kota Gorontalo 27 November 2024.
Pada penyelenggaran Pemilu 2024, tingkat partisipasi pemilih di Kota Gorontalo berada di atas angka 85 persen. Rinciannya untuk Pemilihan Presiden-Wakil Presiden (Pilpres) 86,31 persen; Pileg DPR RI sebesar 85,50 persen; Pileg DPD RI sebesar 85,57 persen; Pileg DPRD Provinsi Gorontalo sebesar 85,27 persen; dan Pileg DPRD Kota Gorontalo sebesar 85,21 persen.
“KPU Provinsi Gorontalo mengapresiasi capaian yang diraih KPU Kota Gorontalo. Diharapkan kesuksesan tersebut bisa terulang pada pelaksanaan Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Gorontalo,” ujar Ketua KPU Provinsi Gorontalo, Fadliyanto Koem, saat memberikan sambutan pada peluncuran tahapan Pilwako Gorontalo, Selasa (7/5/2024) malam di Rumah Adat Dulohupa, Kota Gorontalo.
Menurut Fadliyanto Koem, capaian tingkat partisipasi Kota Gorontalo dalam Pemilu 2024 merupakan hal yang membanggakan. KPU Kota Gorontalo mampu meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat untuk Pilpres dan Pileg Pemilu 2024. Capaian ini adalah prestasi, karena corak kehidupan kota, masyarakat kota lebih cenderung untuk tidak berpartisipasi dalam Pemilu. Hal itu dikarenakan tingkat kesibukan kehidupan kota, maka konsentrasi untuk Pemilu itu lebih kecil.
“Akan tetapi masyarakat Kota Gorontalo telah membuktikan kesadaran berdemokrasi yang cukup tinggi, dengan angka yang cukup tinggi pula,” ungkap mantan Ketua KPU Gorontalo Utara ini.
Angka partisipasi yang tinggi ini, lanjut Fadliyanto Koem, menjadi tantangan bagi KPU Kota Gorontalo dalam menghadapi penyelengggaraan Pilwako 27 November 2024. Yakni upaya untuk mendorong agar tingkat partisipasi pemilih yang saat ini masih dalam bentuk kuantitatif menjadi kualitatif.
“Kita tahu bersama patologi pemilu seakan-akan seperti angin, dirasa tapi tak terlihat. Ada prakteknya, kita dengar di mana-mana, tetapi faktanya yang ditemukan bahkan yang ditangkap tak sesuai atau berbanding lurus dengan fenomena pembicaraan di masyarakat,” urai Doktor jebolan UIN Alauddin Makassar ini.
Fadliyanto Koem berharap, Pilwako 27 November 2024 menjadi momentum bagi seluruh pihak untuk bersama-sama bertekat meminimalisir praktek-praktek patologi pemilu. Bahkan diharapkan Kota Gorontalo menjadi percontohan gerakan dan upaya mengentaskan praktek-praktek patologi pemilu. Salah satunya praktek money politik atau politik uang.
“Sebab Kota Gorontalo merupakan daerah yang angka kemiskinannya paling kecil dari semua kabupaten di Gorontalo. Untuk diharapkan Kota Gorontalo bisa menjadi percontohan penyelenggaran Pilkada serentak yang berkualitas,” kata Fadliyanto Koem.(hasan/gopos)