GOPOS.ID, GORONTALO – Universitas Negeri Gorontalo (UNG) memberlakukan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sistem online atau dalam jaringan, di masa pandemi virus corona (covid-19) ini. Meski begitu, pelaksanaan KKN bisa saja dilakukan dengan menempatkan mahasiswa di desa yang menjadi lokasi tujuan KKN.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNG, Ishak Isa, menjelaskan penerapan KKN apakah secara online (virtual) atau turun langsung ke lokasi disesuaikan dengan kebijakan pemerintah desa yang menjadi lokasi tujuan.
“Jika mereka memang tidak menerima, atau maunya daring, yah tetap akan dilaksanakan begitu. Sebaliknya, bila mereka tetap menginginkan mahasiswa turun, kita juga akan melaksanakan itu (penempatan mahasiswa ke lokasi desa tujuan KKN),” ujar Ishak Isa.
Menurut Ishak Isa, pihaknya sudah melakukan survei ke sejumlah lokasi/desa yang menjadi rencana tempat pelaksanaan KKN. Sebagian besar desa yang dikunjungi, menginginkan agar pelaksanaan KKN dilakukan langsung di lokasi. Dalam artian penempatan mahasiswa ke lokasi KKN.
“Mereka ingin mahasiswa turun langsung seperti biasa, dalam pembuatan program KKN. Tentunya dengan protokol kesehatan, dan kuota setiap desa sebanyak 30 orang,” ungkap Ishak Isa, kepada gopos.id, Senin (29/6/2020).
Baca juga: Kerjasama dengan System Dynamic Center, UNG Perkuat Tiga Bidang Ini
Penerapan tema besar KKN UNG yang telah dirubah menjadi Tanggap Covid ini juga, akan dikolaborasikan dengan tema usulan dari desa tujuan KKN. Sebab, setiap desa juga memiliki program yang diharapkan mampu dibantu oleh mahasiswa dalam penyelesaiannya.
“Kita bawa program tanggap Covid itu, dan ada juga program utama dari desa. Misalnya untuk Kabupaten Pohuwato itu, sudah dikatakan yaitu penanganan stunting. Maka, jelas tema besar kita dari sini akan dikolaborasikan dengan program desa,” tambahnya.
Pemilihan desa sebagai target KKN akan sangat diperhatikan, dari segi kelayakannya, kebutuhan dan tentunya jah serta sudah menjadi zona hijau Covid-19.
“Kalau di kota Gorontalo, mungkin tidak ada karena masih zona merah. Kalau Gorontalo, kami memilih desa yang jauh dari bekas zona merah. Kemudian Gorontalo Utara, Pohuwato dan Bone Bolango. Kalau Boalemo juga belum memutuskan apakah menerima atau tidak. Kalau dibuka, kita akan isi,” tegas Ishak.
Hingga kini, tim LPPM masih sementara melakukan survei terhadap desa yang menjadi tujuan pelaksanaan KKN. Sehingga belum ada secara pasti, jumlah beserta desa yang siap untuk menerima mahasiswa yang KKN di desa tersebut. (Aldy/gopos)