GOPOS.ID, GORONTALO – Akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, Dr. H. Adnan, M.Ag memaparkan beberapa langkah dan upaya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Gorontalo dalam upaya menangkal paham, aliran dan gerakan keagamaan yang bermasalah.
Hal itu disampaikan Kang Adnan (sapaan akrabnya) dalam memberikan materi pada kegiatan Pembinaan Aliran dan Paham Keagamaan Tingkat Provinsi Gorontalo tahun 2021 di Rumah Makan Orasawa, Limboto, Kabupaten Gorontalo, Kamis (23/9/2021)
Dalam materinya Kang Adnan yang juga selaku Ketua VIII MUI Provinsi Gorontalo menjelaskan MUI Provinsi Gorontalo mempunyai visi dan misi besar dalam menangani permasalahan paham, aliran dan gerakan keagamaan, tak hanya itu MUI juga mempunyai wewenang serta tanggung jawab melindungi masyarakat dari paham keagamaan yang bermasalah.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Sosok Dr. H. Adnan, M.Ag, “Santri NU” Calon Rektor IAIN Gorontalo
” MUI mempunyai peran dan misi penting melalui khidmatul ummah yaitu melayani berbagai kepentingan umat muslim dalam konteks keagamaan, kemudian juga Himayatul Ummah yaitu melindungi dan membentengi umat dari praktek-praktek kehidupan umat yang dilarang dalam Islam,” jelas Adnan yang juga Wakil Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Provinsi Gorontalo
“Juga shodiqul hukumah atau mitra pemerintah yang ikut memandu dan mengarahkan pemerintah berkenaan dengan aspek-aspek sosial keagamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tambah Kang Adnan
Dosen Pemikiran Politik Islam itu juga menjelaskan dalam Himayatul Ummah MUI Provinsi Gorontalo melindungi dan membentengi umat dari aqidah yang rusak, cara berpikir yang menyimpang, aspek-aspek ekonomi yang tidak sesuai dengan kaidah syariah dan mengkonsumsi makanan, minuman, obat-obatan bahkan juga barang gunaan yang tidak jelas kehalalannya.
Tak hanya itu Kang Adnan juga menjelaskan tentang kriteria tentang aliran sesat, hal ini disampaikan agar umat mengetahui aliran, paham dan gerakan yang bermasalah. Kriteria tersebut adalah mengingkari rukun iman dan rukun Islam, menyakini dan mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i (Al-Qur’an dan As-sunah), menyakini turunnya wahyu setelah Al-Qur’an, mengingkari otentisitas dan kebenaran isi Al-Qur’an, dan melakukan penafsiran Al-Qur’an yang tidak sesuai dengan kaidah tafsir.
“Selain kriteria itu ada juga kriteria lain seperti mengingkari kedudukan hadits nabi, menghina melecehkan dan merendahkan para nabi dan rasul, mengingkari nabi Muhammad sebagai nabi terakhir, ada juga yang merubah, menambah dan mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan sesuai syariah, dan mengkafirkan sesama muslim danpa dalil syar’i,” jelas Kang Adnan
Baca juga: 11 Kandidat Bersaing Untuk Rektor IAIN Gorontalo
Melalui kriteria tersebut Calon Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo itu juga mempunyai strategi jitu dalam penanganannya yaitu mendiagnosa suatu aliran keagamaan melalui tiga ranah yaitu Fikrah, Manhaj dan Amaliah.
“Dengan penanganan total dan komprehensif atas kesesatan yang dialami dengan jalur Nasihat dan Dialog, hal itu berdasarkan tanggung jawab yang diemban MUI dalam pembinaan umat yàng meliputi Mas’uliyah Diniyah, Mas’uliyah Wathoniyah dan Mas’uliyah Ijtima’iyyah,” ungkapnya (Ari/Gopos)