GOPOS.ID, GORONTALO – Tingkat inflasi di Provinsi Gorontalo merangkak naik. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo melaporkan inflasi Gorontalo secara bulanan (month to month) pada Juli 2025 sebesar 1,34 persen. Selanjutnya secara tahun kalender (Juli 2025 terhadap Desember 2024) sebesar 2,40 persen, dan secara tahunan (year of year) sebesar 3,12 persen.
Kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau masih menjadi penyumbang utama inflasi di Provinsi Gorontalo. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 3,44 persen pada Juli 2025 dan memberikan andil sebesar 1,26 persen terhadap inflasi umum.
“Kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau memberikan andil yang paling besar terhadap inflasi di Provinsi Gorontalo,” ungkap Plt Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Dwi Alwi Astuti, saat menyampaikan rilis Berita Resmi Statistik (BRS) Provinsi Gorontalo, Jumat (1/8/2025).
Di tempat kedua adalah kelompok pengeluaran Pendidikan yang tercatat sebesar 1,95 persen dengan andil terhadap inflasi umum sebesar 0,06 persen. Selanjutnya ketiga kelompok pengeluaran Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,64 persen.
Menurut Dwi Alwi Astuti, komoditas utama penyumbang inflasi di Provinsi Gorontalo pada Juli 2025 (mtm) yakni beras, tomat, ikan layang, ikan selar (oci), bawang merah, cumi-cumi, ikan malalugis, akademi/perguruan tinggi, serta daun bawang.
“Sementara untuk komoditas penyumbang deflasi yakni kangkung, terong, kacang panjang, ketimun, emas perhiasan, the, ikan mujair, biskuit, air kemasan, dan paku,” kata Dwi Alwi Astuti.
Inflasi Tahunan
Sementara itu inflasi tahunan Juli 2025 terhadap Juli 2024 di Provinsi Gorontalo tercatat sebesar 3,12 persen. Secara series, angka inflasi di Provinsi Gorontalo sejak Januari 2025 hingga Juli 2025 terus bergerak naik, meski pada Mei 2025 terjadi penurunan atau deflasi.
Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau masih menjadi faktor utama penyumbang inflasi di Provinsi Gorontalo. Inflasi tahunan Juli 2025 kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,16 persen. Disusul perawatan pribadi, dan jasa lainnya (5,72 persen), pendidikan (2,19 persen), dan Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 1,80 persen.
“Komoditas utama penyumbang inflasi secara tahunan sebesar 3,12 persen adalah Bawang Merah, Beras, Tomat, Emas Perhiasan, Cabai Rawit, Ikan Layang, Sigaret Kretek Mesin, Kopi Bubuk, Ikan Selar, dan Ikan Malalugis,” tutur Dwi Alwi Astuti.(hasan/gopos)