GOPOS.ID, GORONTALO – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Gorontalo melakukan pemantauan hilal 1 Syawal 1443. Pemantauan yang berlangsung di Pusat Observasi Bulan Gorontalo Utara tidak berhasil melihat penampakan hilal akibat terhalang awan tebal, Ahad (1/5/2022).
Tim Rukyat tidak berhasil melihat hilal sampai dengan batas waktu pemantauan berakhir atau saat hilal berdasarkan data hisab diperkirakan telah terbenam di ufuk barat pada pukul 18,12 menit 26 detik. Berdasarkan hisab, ijtimak atau konjungsi (pergantian bulan baru) terjadi pada 1 Mei 2021, pukul 04,27 menit WITA, dan hilal pada saat terbenam sudah berumur 13 jam.
Ketinggian posisi hilal pada 4 derajat dengan elongasi (jarak sudut bulan dan matahari) 5 derajat .
“Secara hisab, posisi hilal di Gorontalo saat rukyatul hilal 1 Syawal 1443 Hijriah sudah memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yakni imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat,” ungkap Kabid Bimas Islam Kanwil Kemenag Provinsi Gorontalo, Suleman Tongkonoo saat di lokasi pemantauan.
“Hanya saja cuaca di sekitar ufuk yang terpantau dari lokasi pemantauan diselimuti oleh awan tebal, sehingga hilal tidak dapat dilihat,” lanjutnya.
Suleman Tongkonoo menambahkan, hasil pemantauan hilal di Gorontalo menjadi satu-kesatuan dari 99 titik yang digelar Kementerian Agama dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam sidang itsbat di Jakarta
Pemantauan dilakukan di Tempat Observasi Bulan (TOB) Kemenag yang berlokasi di Jl. Trans Sulawesi Desa Bulango Raya Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara. Rukyatul hilal dihadiri Bupati beserta jajaran Pemerintah Daerah Gorontalo Utara.(muhajir/gopos)