GOPOS.ID, MARISA – Hari kedua pencarian RK, bocah SD yang tenggelam di muara sungai Marisa belum membuahkan hasil, Jumat (26/5/2023). Tim SAR gabungan dengan warga setempat terhalang oleh air kabur dan dipenuhi lumpur di dasar muara.
Bahkan pencarian korban yang dilakukan dengan memakai pukat milik nelayan setempat justru hanya bisa menjaring ikan. Di luar itu, pencarian juga dilakukan dengan menggelar ritual adat tradisional.
Kepala Danpos SAR Marisa, Alfrits M Rottie mengatakan, pencarian korban tenggelam tidak ada hambatan apapun. Namun terkendala dengan lumpur di dasar muara sehingga jasad korban masih sulit mengapung.
Namun begitu, Alfrits memperkirakan pada hari ke tiga jenazah korban pasti akan mengapung karena sudah dalam kondisi membengkak.
“Bisa jadi ada dugaan korban tertimbun dengan lumpur, karena kemarin itu kita melakukan penyelaman di dalam, banyak lumpur,” ujar Alfrits.
Menurutnya, hari ke dua operasi korban tenggelam di Desa Bulili, Kecamatan Duhiadaa, Pohuwato, masih dalam proses pencarian. Bahkan warga nelayan ikut membantu mencari korban dengan menggunakan pukat, namun hasilnya tetap nihil.
“Kami Basarnas sudah bergeser dari tempat dia (Korban) jatuh, melihat arus bawah dan dari arus atas itu sangat deras. Jadi kita lakukan pencarian agak meluas ke arah barat dan ke arah timur,” ungkap Alfrits.
Pencarian korban pun dihentikan pada pukul 17.00 Wita sesuai standar Operasional Prosedur (SOP). Dan pencarian akan tetap dilakukan sampai hari ke tujuh.
Sebelumnya, bocah 13 tahun berinisial RK, warga Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio, Pohuwato dilaporkan tenggelam di muara sungai Marisa, Kamis (25/5/2023). Hingga kini, bocah yang masih duduk di bangku SD itu belum juga ditemukan.(Yusuf/Gopos)