GOPOS.ID, GORONTALO – Lonjakan harga cabai rawit yang terjadi sepanjang Oktober 2019 menjadi pemicu utama terjadinya inflasi di Kota Gorontalo. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat, pada Oktober 2019 terjadi kenaikan inflasi di Kota Gorontalo sebesar 0,02 persen.
Komoditas lain selain cabai rawit (0,1526 persen) penyumbang inflasi Kota Gorontalo yakni ikan selar/tude (0,1346 persen), ayam hidup (0,0526 persen), daging ayam ras (0,0275 persen) dan cabai merah (0,0258 persen).
Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga pada bulan Oktober yaitu ekor kuning (-0,1398 persen), cakalang sisik (-0,1063 persen), dan layang benggol (0,0874 persen).
Sumbangan inflasi tertinggi juga datang dari kelompok pengeluaran selama bulan Oktober 2019 yakni kelompok kesehatan.
“Inflasi Kota Gorontalo terjadi karena adanya kenaikan indeks di tiga kelompok pengeluaran, yakni bahan makanan; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; dan kelompok kesehatan,” ujar Kepala BPS Provinsi Gorontalo Herum Fajarwati pada press confrence, Jumat (1/11/2019) di Kantor BPS Provinsi Gorontalo
Lebih lanjut Herum menjelaskan bahwa dari ketiga kelompok pengeluaran tersebut, indeks harga konsumen tinggi terjadi di kelompok kesehatanyakni sebesar 0,66 persen. Selain itu, sumbangan inflasi dari kelompok kesehatan selama bulan Oktober ini mencapai 0,0274 persen, disusul kelompok bahan makanan 0,0159 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,0113 persen.
“Kenaikan pada kelompok kesehatan dipengaruhi oleh kenaikan harga obat hingga resep dokter,” tambahnya.
Sementara inflasi kalender, dari Januari hingga Oktober 2019 tercatat sudah mencapai 2,42 persen. Namun, jika dibandingkan dengan Oktober 2018, inflasi Kota Gorontalo Oktober 2019 mencapai 3,24 persen (year on year/yoy).
“Inflasi kalender 2019 masih dalam target, termasuk yoy-nya juga. Insya Allah target inflasi kita tiga persen plus minus 1 satu persen masih bisa tercapai,” tandas Herum. (muhajir/gopos)