GOPOS.ID, GORONTALO – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil mengurangi impor jagung 3,5 juta ton/tahun. Pencapaian tiga tahun berturut-turut itu tak lepas dari kontribusi produksi jagung Gorontalo.
Mentan Amran Sulaiman mengaku, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mampu meningkatkan produksi jagung Provinsi Gorontalo. Hal itu turut menyumbang capaian produksi nasional. Sehingga memberikan dampak signifikan terhadap impor jagung.
“Ini menarik sekali. Saya mengapresiasi Bapak Gubernur Gorontalo yang begitu luar biasa proaktif dan betul-betul mengikuti di lapangan. Sehingga peningkatan produksi jagung Gorontalo naik sampai 1 juta ton lebih,” kata Amran Sulaiman kepada gopos.id, usai dialog pembangunan SDM dan Sektor Pertanian Gorontalo di Rumah Dinas Gubernur Gorontalo, Rabu (30/1/2019).
Baca juga: 9 Kali ke Gorontalo, Mentan Puji Produksi Jagung di Gorontalo
Pria Kelahiran Bone, Sulsel 50 tahun silam itu mengatakan, pada 2018 Indonesia berhasil mengekspor jagung sebanyak 380 ribu ton. Memang ada impor jagung 100 ribu ton. Impor tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak. Meski begitu, Amran Sulaiman menegaskan, selama tiga tahun berturut-turut, Kementan sudah berhasil mengurangi impor 3,5 juta ton/tahun.
“Nilainya itu sekitar Rp10 triliun per tahun. Itu artinya kita (Kementan) sudah menghemat sekitar Rp30 triliun selama tiga tahun,” ujar Amran.
Sementara itu usai dialog dan launching ekspor tepung jagung, Mentan Andi Amran Sulaiman melakukan panen jagung di Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo. Panen jagung seluas 215 hektar dilakukan Mentan bersama Gubernur Gorontalo Rusli Habibie. Turut hadir pula Ketua Komisi IV DPR RI Roem Kono dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Pada kesempatan itu, Amran Sulaiman menyampaikan terima kasih kepada petani Indonesia. Khususnya petani di Provinsi Gorontalo yang sudah meningkatkan produksi jagung. Sejalan hal itu, Amran Sulaiman memuji capaian produksi jagung Gorontalo.
“Dulu produksi jagung Gorontalo 900 ribu ton. Sekarang naik, hingga 1,5 juta ton. Bahkan sebagian diekspor ke Filipina. Nilainya mencapai Rp412 miliar,” tutur Doktor Ilmu Pertanian itu.
Baca juga: Gorontalo Ekspor Tepung Kelapa 8.160 Ton
Terpisah, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengaku, Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memberikan perhatian sangat besar terhadap Pertanian Gorontalo. Hal itu menjadi motivasi sekaligus tantangan bagi Provinsi Gorontalo.
“Saat itu saya ditantang oleh Pak Menteri agar bisa meningkatkan produksi sampai 1 juta ton. Saya sampaikan, saya dan masyarakat petani Gorontalo akan bekerja keras untuk mencapai itu. Alhamdulillah, produksi kita sudah mencapai 1,5 juta ton,” ujar Rusli Habibie.
Lebih lanjut Rusli Habibie menyampaikan, sebelum era Jokowi-JK alokasi bibit jagung dan pupuk hanya mencapai 30 ribu hektar. Tahun 2018 meningkat drastis menjadi 143 ribu hektar.
“Begitu pak Jokowi jadi presiden, petani diperhatikan. Mulai dari bibit dan pupuk yang tepat waktu hingga harga jagung yang dijaga tetap stabil sehingga petani bergairah lagi menanam jagung. Dulu harga jagung hanya Rp800 sekarang paling rendah Rp3.150. Kalau harganya anjlok, Bulog yang maju,” urai Rusli.(adm-02)