GOPOS.ID, JAKARTA – Google Indonesia dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengumumkan bahwa program Bangkit 2024 akan dilengkapi dengan kurikulum Artificial Intelligence (AI) di tiga jalur pembelajarannya yaitu Cloud, Android dan Machine Learning.
Bangkit akan semakin relevan dengan materi seputar pengantar AI, terapan machine learning, dan AI Generatif.
“Kami bangga dengan perkembangan Bangkit dalam tiga tahun terakhir. Sejak kami memulai program ini pada 2020, program ini telah berkembang 30 kali lipat. Hingga saat ini, kami telah melatih lebih dari 15.000 siswa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari setengahnya berasal dari daerah, dan sepertiganya adalah perempuan. Kami terus berupaya untuk meningkatkan keberagaman peserta,” kata Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf.
Dikatakan Randy, program tersebut memberikan pelatihan berkualitas tinggi yang relevan dengan industri dalam machine learning, mobile development, dan cloud computing, di mana semuanya merupakan keterampilan digital yang berharga.
Google Indonesia pun menyatakan sangat gembira dengan penambahan pelatihan AI ke dalam kurikulum Bangkit 2024 untuk membekali peserta didik dengan dasar-dasar AI.
“AI merupakan salah satu teknologi paling transformatif di zaman kita, dan mempersiapkan sumber daya manusia lokal yang berbakat adalah kunci untuk membuka peluang-peluang tersebut. Dengan Kementerian sebagai mitra, kami berkomitmen untuk membangun keahlian ini, sambil mengedepankan tanggung jawab,” tambah Randy.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Nizam menyambut baik dibukanya peluang yang lebih luas bagi mahasiswa untuk mengikuti program Bangkit sebagai bagian dari Kampus Merdeka.
Terlebih, dengan adanya penambahan kurikulum AI yang akan semakin menunjang kompetensi mahasiswa di bidang teknologi digital.
“Kami mengapresiasi adanya penambahan kurikulum AI dalam program Bangkit ini. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menyiapkan talenta digital yang unggul di masa depan. Sumber daya manusia dengan kompetensi Artificial Intelligence sangat penting dan dibutuhkan oleh industri,” ujar Nizam.
Tidak hanya mengikuti 900 jam pelajaran teknologi, peserta Bangkit juga mendapatkan pelatihan soft skill dan bahasa Inggris. Perpaduan teori dan praktik dalam kurikulum Bangkit diharapkan akan menghasilkan talenta-talenta unggul yang mempercepat transformasi digital Indonesia ke masa depan.
Selain itu, salah satu keuntungan bagi lulusan Bangkit adalah kesempatan untuk mengikuti pameran karir bersama lebih dari 100 mitra perekrutan. Tahun ini, Career Fair telah membuka lebih dari 2.200 kesempatan kerja. 90 persen lulusan Bangkit yang telah bekerja menyatakan bahwa pengalaman mereka mengikuti program Bangkit telah membuka pintu karir pertama mereka.
“Kami berharap dapat terus bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, khususnya Direktorat Pendidikan Tinggi, untuk terus mengembangkan dan memperluas program Bangkit, serta berkontribusi dalam membangun talenta digital Indonesia” tutup Randy.
Pendaftaran sekarang dibuka untuk 9.000 siswa g.co/Bangkit hingga Desember 2023.(*)