GOPOS.ID, GORONTALO – Gempabumi magnitudo 6,3 mengguncang wilayah Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara (Sulut), Selasa (26/6/2020) pukul 15.43 WITA. Getaran gempa terasa hingga di wilayah Provinsi Gorontalo.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis, pusat gempa berada di 0,03 Lintang Utara (LU) dan 123,82 derajat Bujur Timur (BT). Kedalaman gempa berada 42 kilometer Barat Daya Bolaanguki, Bolsel Sulut. Atau sekitar 94 kilometer Tenggara Bone Bolango, Gorontalo, dan 102 Kilometer Tenggara Kota Gorontalo. Kedalaman gempa 94 kilomter di bawah laut.
#Gempa Mag:6.3, 23-Jun-20 14:43:29 WIB, Lok:0.03 LU,123.82 BT (42 km BaratDaya BOLAANGUKI-BOLSEL-SULUT), Kedlmn:94 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG pic.twitter.com/RGuyC8xEJ8
— BMKG (@infoBMKG) June 23, 2020
Sementara itu meski pusat gempa berada di Bolsel, getaran gempabumi terasa di wilayah Gorontalo. Getaran gempabumi berlangsung beberapa detik, membuat sebagian warga sempat diliputi kepanikan. Beberapa warga memilih keluar rumah karena khawatir gempa berkepanjangan dan menimbulkan kerusakan.
Hingga berita ini dilansir pukul 15.50 WITA, belum dilaporkan adanya kerusakan akibat gempa di wilayah Gorontalo.
Sementara itu Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menjelaskan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
“Hingga hari Selasa, 23 Juni 2020 pukul 15.20 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock),” kata Rahmat Triyono.
Lebih lanjut Rahmat Triyono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah. Gempabumi diakibatkan adanya aktivitas subduksi di bawah Sulawesi Utara.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan patahan naik (Thrust Fault),” ungkap Rahmat Triyono.
Terkait peristiwa gempa, BMKG merekomendasikan agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa. Atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.(adm-02/gopos)
Catatan Redaksi: Artikel ini telah mengalami penambahan informasi berkaitan keterangan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, pada Selasa (23/6/2020) pukul 17.30 WITA